Exposenews.id, MANADO – Mari kita renungkan firman Tuhan dalam Amsal 24:17-18 yang berkata:
(17) Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok,
(18) supaya Tuhan tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya dari pada orang itu.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, bersukacita adalah suasana hati di mana seseorang merasa senang dan bahagia dengan apa yang ia dapatkan, lihat dan alami. Suasana hati adalah suatu keadaan yang menunjukkan sesorang merasa senang ketika terpenuhi apa yang dia inginkan dan harapkan, juga terjadi kepada orang lain, sehingga dari hati itu muncul niat baik dan jahat.
Niat baik akan mengarahkan kehidupan pada suasana sukacita, sementara niat jahat akan membawa pada kehancuran. Tuhan Allah menghendaki umat-Nya untuk menikmati kehidupan sukacita dan terus berupaya menghadirkan suasana yang jujur, tulus, bersahaja dan bersahabat dengan semua orang.
Hidup mengasihi Tuhan Allah dan sesama adalah bentuk kesetiaan dan ketaatan kita menjawab panggilan iman, “mengasihi Tuhan Allah dan sesama dengan segenap hati.” (Mat.22:37-40). Meskipun patut diakui bahwa tidaklah mudah untuk mengasihi dan berbuat baik terhadap sesama manusia yang adalah musuh kita, namun firman Tuhan mengajarkan kita untuk “mengasihi dan mendoakan mereka yang menganiaya kamu.” (Mat.5:43-44). Hal melakukan kasih, pada dasarnya bersumber pada hati yang senantiasa dituntun oleh terang firman Tuhan dan hikmat-Nya.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, bacaan Amsal. 24:17-18 memperingatkan kita untuk jangan bersukacita apabila musuh kita jatuh supaya kita tidak ikut jatuh pada sebuah kesalahan yang sama yang menyebabkan Tuhan Allah murka. Menjaga hati dalam segala kewaspadaan, menyadarkan kita atas keterbatasan dan ketidakberdayaan serta keberdosaan kita.
Kitapun tak pernah luput dari membenci dan memusuhi orang lain. Ada ungkapan yang berkata: “tidak ada kawan sejati, dan tidak ada lawan abadi yang abadi adalah kepentingan.” Ungkapan ini adalah hikmat dan praktik dunia yang dilakukan oleh orang yang meragukan kebenaran firman Tuhan.
Sebab ungkapan itu berpadanan dengan ungkapan, “ada uang abang sayang dan tidak ada uang abang melayang.” Artinya persahabatan hanya atas dasar kepentingan bukan kasih yang tulus.
Sebagai keluarga Kristen, kita diajak untuk menciptakan suatu kehidupan yang harmonis, tidak menciptakan permusuhan, membangun persaudaraan dan persahabatan atas dasar kasih Yesus Kristus yang tulus dan mengampuni agar mendatangkan sukacita dan kebahagiaan. Amin.
(Renungan Harian Keluarga)