Exposenews.id, Jakarta – Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) merekomendasikan bahwa penyintas COVID-19 boleh diberikan vaksin Corona. Namun, dengan catatan, sudah sembuh minimal 3 bulan dari infeksi virus Corona.
Menurut Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP), vaksin COVID-19 telah terbukti aman untuk diberikan kepada orang yang pernah terinfeksi COVID-19, baik yang bergejala maupun tanpa gejala.
Praktis kesehatan dr Andi Khomeini Takdir, SpPD mengatakan bahwa rentang waktu 3 bulan itu diberikan agar penyintas COVID-19 benar-benar sembuh total. Sehingga dapat diketahui apakah tubuhnya sudah layak menerima vaksin atau belum.
“Kedua, antibodi pasca seseorang terinfeksi itu bertahan sekitar 3 bulan. Bahkan ada antibodi yang sudah turun sebelum 3 bulan. Beberapa pasien saya antibodinya sudah turun 2-3 minggu setelah sembuh,” kata dr Koko, sapaannya, Jumat (20/8/2021).
Lalu, bagaimana bagi seseorang yang tidak mengetahui bahwa dirinya terinfeksi COVID-19?
Menurut dokter yang bekerja sebagi relawan di RSDC Wisma Atlet, Jakarta, dilihat dari sudut pandang akademik dan prinsip keamanan, setiap orang direkomendasikan untuk tes COVID-19 sebelum vaksin.
Ini untuk mengetahui apakah orang tersebut sedang terinfeksi atau tidak. Sehingga vaksinasi dapat dilakukan dengan aman.
“Saya bagikan apa yang kami lakukan pada vaksinasi lain, misalnya hepatitis B. Sebelum vaksin hepatitis B, akan dilakukan screening apakah orang tersebut pernah terinfeksi atau sedang terinfeksi. Pada kasus corona, kalau ada yang ingin melakukan tes COVID-19 silakan,” jelasnya.
Tapi menurutnya, tes COVID-19 bagi penyintas yang akan vaksinasi juga tidak perlu dijadikan kewajiban.
“Takutnya dianggap membiniskan lagi. Selain itu, tidak semua orang sanggup memeriksakan diri, kecuali dari pemerintah yang melakukannya,” tutur dr Koko.
Meski secara akademis dan sisi keamanan merekomendasikan untuk tes virus corona, namun situasi dan kondisi di lapangan juga harus tetap diperhatikan.
“Kembali lagi ke kondisi pasien dan bagaimana tim vaksinator melakukan screening pada tekanan darah sampai suhu badan. Hasilnya harus fit, jangan sampai lagi tidak fit tapi tetap divaksin,” tutup dr Andi.
(RTG)