Jagung Masih Primadona, PLKA Bukukan Transaksi Rp1,025 Miliar

Oleh: Ronald Ginting 

Exposenews.id, Manado – Puluhan UMKM di Sulawesi Utara kembali dikumpulkan dalam Pasar Lelang Komoditi Agro yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut. Mereka menawarkan hasil produksi satu dengan yang lain untuk langsung dijualbelikan saat itu.

PLKA tersebut pun menghasilkan transaksi senilai Rp1,025 miliar. Di mana jagung masih jadi primadona dengan pencapaian transaksi sampai dengan Rp1 miliar. Sementara komoditi lainnya yang ditransaksikan adalah gula aren 300 bungkus, kacang sangrai 550 bungkus dan Kripik pisang 5 pak.

“PLKA bukan saja ditujukan untuk perdagangan antara penjual dan pembeli yang hadir pada kegiatan ini, melainkan juga untuk konsumen di luar. Kami juga mengimbau petani jagung agar menjual hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan di provinsi Sulut. Sebab jagung banyak dibutuhkan oleh peternak di Sulut untuk kebutuhan pakan ternak,” ungkap Kadisperindag Sulut Edwin Kindangen yang didampingi Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Ronny Erungan.

Ia mengatakan, beberapa waktu lalu para peternak datang ke kantornya dan mengeluhkan sulitnya mencari jagung untuk pakan ternak. Jagung dari Sulut menurut Kindangen selama ini memang dijual ke daerah lain. 

“Kabar baiknya petani jagung sudah mengatakan bersedia menjual hasil pertaniannya di Sulut dengan harga yang sama dengan di daerah lain,” tambahnya.

Dia bilang Gubernur Sulut, Olly Dondokambey memintanya agar melalui PLKA ini bisa menghasilkan produk untuk ekspor. Sebab saat ini ada penerbangan langsung dari Manado ke Jepang, sehingga dapat dimanfaatkan petani maupun UMKM untuk mengekspor hasil pertanian maupun perikanan. 

“Produk untuk ekspor bisa bermacam-macam, seperti jahe dan hasil pertanian lainnya. Saat ini ada 39 produk asal Sulut yang sudah diterima di Jepang,” kata Kindangen.

PLKA periode ketiga ini diikuti oleh 37 peserta dengan berbagai produk, mulai dari hasil pertanian seperi jagung, cabai, jahe, bawang, hingga produk makanan ringan yang dihasilkan oleh UMKM. Produk UMKM yang mengikuti kegiatan ini bahkan ada yang sudah menembus pasar luar negeri.

“Tidak semua provinsi mampu menggelar PLKA ini secara rutin. Sementara Sulut tetap menggelar kegiatan ini secara rutin. Walaupun nilai transaksi saat ini berlum terlalu besar, namun harapannya ke depan akan semakin banyak pihak yang terlibat dan nilai transaksi menjadi lebih besar,” terangnya. 

(RTG)