Merchant Pengguna QRIS di Sulut Mencapai 25.000

banner 120x600

 

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Manado – Puluhan pedagang, hotel, supermarket, dan pelaku usaha lainnya dikumpulkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara pada kegiatan Merchant Gathering yang berlangsung di salah satu hotel Kota Manado, Rabu (30/9) hari ini.

Pada kegiatan itu, BI mensosialisasikan sistem pembayaran sehat dan aman ke pelaku usaha di Sulut. Tujuannya agar pelaku usaha merchant benar-benar memahami sistem pembayaran yang ada di Indonesia.

Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat mengungkapkan sudah 25.000 merchant di kabupaten kota yang menggunakan QRIS. Ini artinya sudah diimplementasikan cukup baik oleh merchant terkait dengan sistem pembayaran yang digalakkan BI.

“Ini kan artinya banyak yang sudah menggunakan QR Code, mulai pada meninggalkan uang cash, dan mengurangi kontak langsung. Apalagi di masa covid seperti sekarang ini sangat tepat penggunaannya,” ujar Arbonas.

Ditambahkan Arbonas bahwa selepas dari covid ke depan, diharapkan akan menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat. Termasuk lebih banyak berbelanja secara daring.

“Pastinya masyarakat akan lebih efisien,” terangnya.

Arbonas tak menampik kemungkinan akan ada gejolak tenaga kerja di dunia perdagangan akibat digitalisasi. Karena itu, pada kegiatan tahunan BI itu dibuka kesempatan untuk saling memberikan masukan.

Lanjutnya lagi bahwa merchant diedukasi juga mengenai bahaya skimming dan sejenisnya. Apalagi beberapa masyarakat Sulut menjadi korban skimming maupun penipuan lainnya.

“Pengetahuan yang begini kan penting. Makanya kami berikan informasi menyangkut itu supaya mencegah terjadi hal yang sama ke depannya,” jelasnya.

Dia mengimbau masyarakat juga untuk tidak mau memberitahu nomor kartu debit atau nomor kartu kredit kepada pihak-pihak tertentu. “Contohnya pada saat belanja, masih banyak yang meminta nomor kartu untuk diinput. Padahal itu sangat rawan. Makanya masyarakat harus berani menolak dan menyatakan bolehnya digesek saja,” katanya.

“Bila ada merchant yang melakukannya, masyarakat bisa mengadukan masalah itu kepada kami (BI),” tutupnya. (RTG)