Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Lembaga Survei KCI-LSI Network mengumumkan hasil survei analisis per 22-29 Agustus 2020 untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Utara (Sulut), bahwa pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (Olly-Steven) masih mengungguli paslon lainnya menjelang 3 bulan pelaksanaan Pilkada.
Hasil survei KCI- LSI Network ini disampaikan Peneliti Senior LSI Network Ikrama Masloman, saat konferensi pers, Minggu (13/9).
Hasil survei menempatkan posisi Olly-Steven teratas dengan elektabilitas pada angka 68,1%. Sementara elektabilitas CEP-Sehan sebesar 16.9% dan VAP-Hendry sebesar 7,2%. Mereka yang belum menentukan pilihan tersisa 7.8%.
Mengapa Olly-Steven perkasa di segmen pemilih penting (yaitu pemilih
emak-emak, pemilih protestan, pemilih muslim, pemilih milenial, dan pemilih terpelajar serta pemilih etnis/suku) ?
Pertama, tingkat popularitas atau pengenalan yang tertinggi juga tingkat kesukaan yang tinggi, Olly Dondokambey (OD) dikenal oleh 90,8% dan disukai sebesar 90,1%.
Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu dikenal sebesar 71% dengan tingkat kesukaan sebesar 68,8%, dan Vonny A. Panambunan (VAP) dikenal sebesar 63,7%, dengan tingkat kesukaan sebesar 68,8%.
Kedua, Mengapa dukungan petahana di enam kantong pemilih penting begitu perkasa? Yaitu approval rating tingkat kepuasan terhadap petahana di atas 80%. Di mana mereka yang puas dan cukup puas dengan kinerja Olly Dondokambey sebagai petahana sebesar 89.5%, sedangkan yang menyatakan kurang puas dan tidak puas sama sekali, turun dan hanya sebesar 8,5%.
Selain kepuasan persepsi keberhasilan petahana diapresiasi lebih tinggi, di mana mereka yang menyatakan petahana sangat berhasil dan cukup berhasil sebesar 85,5%, sedangkan yang menyatakan kurang berhasil dan tidak berhasil sama sekali kurang dari hanya sebesar 8,5%. Persepsi kepuasan terhadap pemerintahan mengalami peningkatan dari survei sebelumnya.
“Ketiga, pada aspek personaliti, Olly dipersepsi sebagai pribadi yang pintar (93,4) , berwibawa (91,9), mampu mengambil keputusan (88,5) menyenangkan (87,2) dll,” kata Ikrama.
Namun masuk masa kampanye dan tiga bulan menjelang pilkada. Di masa kampanye, para kandidat berpeluang untuk menarik simpati dan dukungan pemilih yang belum menentukan pilihan.
“Di masa kampanye pun, bisa terjadi dinamika dukungan para kandidat. Namun jika tidak terjadi suatu kejadian luar biasa, dukungan petahana tidak akan berubah signifikan,” tutup dia. (RTG)