Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Memperingati Hari Internasional Pemuda dan Hari Kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus ini, Asosiasi Punya Harapan bersama British Embassy Jakarta melaksanakan pendidikan kepada 500 anak didik pemasyarakatan (Andikpas) di 8 provinsi di Indonesia. Kedua hari besar ini menjadi pengingat bahwa mendapatkan pendidikan yang baik adalah hak asasi setiap orang.
Ini juga berlaku bagi remaja dan pemuda yang pernah terlibat tindakan pidana. Dengan tersedianya pendidikan berkelanjutan bagi Andikpas, sangat diharapkan mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan datang.
Dasar harapan tersebut yang melatarbelakangi didirikannya asosiasi Punya Harapan pada 2018 lalu oleh seorang pria asal Kota Manado bernama Andress Hamenda. Andress, salah satu orang yang mendapatkan beasiswa dari Chevening, pemerintah Inggris untuk belajar di Inggris.
Di Inggris, Andress bukan saja mendapatkan kesempatan mengujungi penjara HMP Huntercombe di Oxfordshire, Inggris, tetapi juga memperoleh kesempatan wawancara dengan education manager dan deputy manager di penjara tersebut. “Saya menyadari bahwa belum ada pendidikan vokasional secara berkesinambungan di setiap penjara anak di Indonesia dan pendidikan di Indonesia 100 tahun tertinggal dari negara maju,” ungkap Andress, hari ini.
Sejak saat itulah Andress bertekad ingin melakukan perubahan di penjara anak di Indonesia dan kembali di tanah air tahun 2017. Dengan harapan dapat membuat kehidupan Andikpas di seluruh Indonesia lebih baik lagi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan, maka Andress menyampaikan ide ini kepada British Embassy Jakarta melalui program Chevening Alumni Program Fund di tahun itu juga.
British Embassy Jakarta menyadari betapa pentingnya hal ini dan mendukung pemenuhan hak andikpas dalam memperoleh pendidikan. Maka pilot project pelaksanaan pendidikan kewirausahaan, bahasa Inggris dan komputer dilaksanakan pertama kali di “penjara anak” LPKA Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara pada tahun yang sama.
“Dengan keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini, project ini kemudian tetap dilanjutkan di LPKA Tomohon yang berfokus pada pelatihan kewirausahaan barbershop dan barista serta memperbesar skala jangkauannya dengan mengujungi LPKA Tangerang (provinsi Banten) dan LPKA Mataram (Provinsi NTB) di tahun 2019,” paparnya.
Tahun ini disaat pademi covid-19 melanda, kunjungan ke LPKA – LPKA di seluruh Indonesia ditiadakan termasuk kujungan untuk pelatihan. Namun British Embassy Jakarta dan Punya Harapan berkomitmen untuk tetap melaksanakan pelatihan ini dengan penyesuaian pelatihan berbasis online.
Maka pelatihan kewirausahaan, bahasa Inggris, harmoni agama serta barbershop dirancang sebaik mungkin untuk disampaikan secara online dan serentak kepada 7 LPKA di Sumatera dan 1 LPKA di Sulawesi Selatan dengan jumlah 500 anak didik pemasyarakatan sebagai peserta. Nama 8 LPKA ini adalah LPKA Bandar Lampung, Batam, Bengkulu, Maros, Medan, Muara Bulian, Pangkalpinang, dan Tanjungpati.
Pelatihan secara virtual ini dilaksanakan 3 jam setiap hari pada pukul 09.00 – 12.00 WIB pada 25 hingga hari ini, namun materi yang mereka tinggalkan dapat dipelajari minimal untuk 4 bulan ke depan.
Webinar dibuka langsung oleh H.E Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, dan Ahmad Taufan Damanik, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan ASEAN pada 25 Agustus 2020. Kegiatan yang dipandu oleh Rab Rantung ini, menampilkan pembicara-pembicara lintas daerah, seperti Billy Mambrasar, Stafsus Millenial Presiden Jokowi.
Selain itu, yang membanggakan beberapa pembicara berasal dari Manado, yang selain sebagai tim Punya Harapan adalah akademisi dan praktisi profesional seperti Teddy Tandaju, Kepala Entrepreneurship Universitas De La Salle, Delmus Salim, PhD, Rektor IAIN Manado, Maya Warouw, PhD, Wakil Dekan I Fakultas Sastra dan Budaya Unsrat, Cynthia Wuisang dari Unsrat, dan Sabrun Jusuf dari BNI. (RTG)