Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Jakarta – Perayaan Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan tradisi silaturahmi dan berkeliling kampung saling bermaaf-maafan. Tapi pada Idul Fitri 1441 Hijriah tahun ini bertepatan dengan adanya pandemi Virus Corona (Covid-19) membuat perayaan lebaran tidak bisa semeriah tahun-tahun sebelumnya.
Menteri Agama Fachrul Razi memandang adanya pandemi Covid-19 selama bulan suci Ramadan sebagai cara Allah SWT mengingatkan hambanya untuk mengutamakan keselamatan sesama manusia.
Dikutip dari YouTube Kemenag RI, awalnya Fachrul mengulas kembali aktivitas selama menjalani Ramadan di tengah Covid-19.
Purnawirawan Jenderal TNI itu menyoroti bagaimana banyak kegiatan pada Ramadan ini yang biasanya dikerjakan secara bersama-sama berubah menjadi sendiri-sendiri.
“Ramadan dan Idul Fitri tahun ini memang berbeda,” kata Fachrul.
“Kita menjalani ibadah dengan begitu banyak beraktivitas di rumah.”
“Kita melaksanakan salat tarawih dan witir secara mandiri,” sambungnya.
Fachrul juga menyinggung soal pelaksanaan salat Idul Fitri yang harus biasanya dilaksanakan di lapangan beramai-ramai kini harus di rumah lantaran Covid-19.
“Kini kita juga menjalankan salat Idul Fitri tanpa keramaian,” ucapnya.
Diingatkan oleh Tuhan
Fachrul memandang pandemi Covid-19 yang menimpa Indonesia dan berbagai negara di belahan dunia lain ada sisi positifnya.
Ia mengatakan adanya pandemi tersebut berdampak terhadap pemahaman umat beragama tentang nilai kemanusiaan.
“Sebagai umat yang beriman kita meyakini ini semua adalah kehendak Allah SWT dan kita yakin kehendaknya pasti bukanlah sesuatu yang akan sia-sia,” kata Fachrul.
“Musibah Covid-19 ini secara tidak langsung telah semakin mempertajam pemahaman kita bahwa salah satu inti ajaran agama adalah menjaga nilai-nilai kemanusiaan,” tambahnya.
Menteri kelahiran Aceh itu lanjut menyinggung betapa pentingnya umat beragama selain beribadah kepada Tuhan, juga berbuat baik kepada sesama manusia.
Fachrul menganggap pandemi Covid-19 sebagai peringatan dari Tuhan agar para manusia bisa saling menjaga keselamatan sesamanya.
“Kini di sepanjang Ramadan dalam situasi pandemi, Tuhan mengingatkan kembali kepada kita bahwa menyelematkan nyawa sesama adalah prioritas utama,” kata dia.
Ia juga menyinggung soal tata cara beribadah yang bisa disesuaikan dengan kondisi bahaya Covid-19.
“Cara beribadah sesungguhnya dapat menyesuaikan agar upaya penyelematan nyawa manusia itu dapat terlaksana,” katanya.
Fachrul mengatakan saat ini seluruh umat manusia terlepas dari latar belakang mereka apa, kini dipersatukan untuk melawan satu musuh yang sama yakni Covid-19.
“kita tidak memandang siapa yang diselamatkan, berasal dari suku mana atau agamanya apa,” tukasnya.
“Kita dipersatukan oleh rasa kemanusiaan.”
“Sebagai umat beragama mari kita berdoa agar situasi segera normal kembali,” tutup Fachrul. (RTG)