AMBON, Exposenews.id – Pemakaman umum di Desa Persiapan Tihu, Pulau Kelang, Maluku, luluh lantak diterjang ombak dan abrasi pantai! Kejadian mengerikan ini terjadi setelah cuaca ekstrem menghantam wilayah tersebut selama seminggu penuh. Akibatnya, ratusan makam hancur berkeping-keping, puing-puingnya berserakan di pantai, dan tulang belulang para leluhur terlempar keluar dari liang kubur!
Kepala Desa Persiapan Tihu, La Ode Usman Imadi, mengonfirmasi tragedi ini via telepon pada Jumat (11/7/2025). “Ini baru terjadi seminggu lalu,” ujarnya dengan nada prihatin. Ia mengungkapkan, gelombang ganas telah menghancurkan lebih dari 100 makam hingga porak-poranda! Tak hanya itu, sisa-sisa jenazah yang terkubur pun bertebaran di sekitar area pemakaman.
Warga Bergegas Evakuasi Tulang Belulang
Demi menghormati arwah leluhur, warga langsung bergerak cepat. Mereka memindahkan tulang-tulang yang berserakan ke lokasi yang lebih aman, jauh dari jangkauan ombak. “Alhamdulillah, semua sudah dipindahkan,” kata Usman lega. Namun, ancaman belum berakhir. Musim timur masih terus mengirimkan ombak besar, sehingga warga berencana memindahkan lebih banyak makam ke area yang lebih tinggi.
Penyebab utama bencana ini? Talud pantai yang ambrol tak mampu menahan gempuran ombak! “Taludnya sudah hancur total,” keluh Usman. Ia pun memohon bantuan pemerintah untuk segera memperbaiki struktur pantai. “Kalau tidak, makam-makam lain yang masih utuh juga bisa terancam. Ini tempat sakral, harus segera ditangani!” desaknya.
Dampak Abrasi yang Semakin Mengkhawatirkan
Abrasi pantai di Pulau Kelang bukanlah hal baru, tetapi kejadian kali ini benar-benar di luar dugaan. Ombak setinggi rumah menghantam tanpa ampun, mengikis garis pantai dan merobohkan pemakaman. Warga setempat khawatir, jika tidak ada tindakan cepat, bukan hanya makam yang terancam—permukiman mereka pun bisa jadi korban berikutnya!
Aksi Solidaritas Warga
Warga Desa Persiapan Tihu menunjukkan semangat gotong royong yang luar biasa meski diterpa musibah, patut kita acungi jempol! Mereka bahu-membahu memindahkan tulang belulang, membersihkan puing, dan mengamankan area pemakaman baru. “Kami harus saling membantu, ini warisan leluhur kami,” ujar salah seorang warga.
Usman dan warga desa berharap pemerintah segera turun tangan. Selain memperbaiki talud, mereka meminta solusi jangka panjang untuk menangani abrasi. “Kami butuh bantuan konkret, bukan sekadar janji,” tegasnya. Jika pemerintah tidak segera bertindak, ombak ganas bisa melahap seluruh pemakaman dan bahkan menenggelamkan desa.
Para ahli menyarankan pembangunan breakwater (pemecah ombak) dan penanaman mangrove untuk mengurangi dampak abrasi. Namun, semua itu butuh dukungan dana dan teknologi dari pemerintah.