Exposenews.id, Sulut – Benda pusaka yang menjadi warisan budaya leluhur dan budaya kearifan lokal leluhur dari pra sejarah nenek moyang Sulut yang dikelola Dinas Kebudayaan tak diketahui keberadaannya.
Sekertaris Komisi IV DPRD Sulut Cindy Wurangian menyoroti ini saat Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sulut bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut bahas Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Platform Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2024,Jumat (18/08/2023).
“Kita tidak tahu benda-benda pusaka ini ada dimana. Apakah sudah berada di rumah orang lain, atau sudah dijual di museum tempat lain,” ucap Srikandi Golkar Dapil Minut-Bitung ini.
Legislator tiga periode di DPRD Sulut ini menegaskan dugaannya ini terjadi karena tidak adanya sistem pendataan yang jelas dari dinas Pariwisata
“Beberapa kali komisi IV mengadakan rapat dengar pendapat dengan dinas terkait kami dapatai bahwa inventaris barang-barang budaya yang ada di dinas ini mereka sendiri tidak tahu berapa, jumlahnya simpang siur. Ada yang bilang 6000, ada yang bilang 4000 dan ada yang bilang 1000. Dan memang tidak ada data,”lugas legislator cantik ini.
“Ini mempunyai nilai, lebih dari nilai rupiah. Ini mempunyai nilai sejarah untuk sulawesi utara,” ucap Cindy.
Untuk itu, agar Dinas Kebudayaan bisa optimal dalam melakukan tugas dan fungsi, Cindy mengusulkan akan dinas tersebut peroleh tambahan anggaran di APBD 2024 nanti.
“Dinas budaya memerlukan tambahan anggaran agar mereka bisa mendata. Kalau tidak didata sekarang, ya tidak tau, mungkin satu tahun kedepan dari 6000 menjadi 5000, setelah itu satu tahun kedepan lagi menjadi 4000 dan akhirnya kita tidak tahu benda-benda pusaka ini ada dimana,” sebut Cindy.
Nilai benda-benda pusaka yang sangat tinggi dikatakan Cindy seharusnya di pajang di setiap museum yang ada di Sulut.
“Agar supaya anak-anak sekolah bisa tahu tentang sejarah di Sulut,” tandas Cindy.(***/Obe)