Berita  

Gagal Panen! Petani Cirebon Rugi Hingga 70% – Ini Penyebabnya

CIREBON, Exposenews.id – Jeritan pilu petani Cirebon menggema di Desa Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Musim Tanam Satu (MT1) berubah jadi mimpi buruk karena hasil panen padi anjlok lebih dari 50%! Stok gabah pun menipis, memukul perekonomian warga.

Petani Merana, Hasil Panen Ambrol 70%

Dedi Abas, petani kawakan dari Desa Gegesik, nyaris putus asa. Lahan seluas 2 bahu (14.000 m²) yang biasa menghasilkan 4-5 ton gabah basah, kini cuma memberi 2 ton! “Rugi total! Gagal panen 50-70% karena serangan hama tak kasat mata. Bukan cuma saya, sawah lain juga kena!” keluhnya saat ditemui di rumahnya, Senin (21/7/2025).

Sebagai Ketua Forum Rembug Tani Cirebon, Dedi mengaku ini musibah terparah dalam puluhan tahun bertani. Padahal, biasanya satu bahu (7.000 m²) bisa menghasilkan 4-5 ton. Kini, hasilnya bahkan tak cukup untuk menutup biaya tanam!

Pabrik Beras Bangkrut, Karyawan Terancam PHK

Dampaknya langsung terasa di pabrik penggilingan beras milik Surnita Sandi Winata di Desa Gegesik Lor. Pabrik berkapasitas 10 ton/hari ini terpaksa berhenti total selama 2-3 minggu! Area jemur gabah yang biasanya ramai, kini sepi seperti kuburan.

“Kami off dulu, gabah dari petani lokal habis. Seminggu lalu masih bisa beli dari Majalengka Rp7.000/kg, sekarang bahkan itu pun langka!” ujar Sandi, Selasa (22/7/2025). Menurutnya, gagal panen masif ini dipicu hama dan cuaca ekstrem.

Perang Gabah: Harga Melambung, Petani & Penggilingan Terjepit

Situasi makin runyam karena rebutan gabah oleh pengusaha besar dan Satgas Pangan. Mereka membeli gabah dengan harga selangit (Rp6.500-7.000/kg), padahal kualitasnya rendah. Akibatnya, harga beras meroket!

“Harusnya gabah jelek bisa dibeli Rp5.000/kg, tapi sekarang semua diborong dengan harga gila-gilaan. Kami memilih tutup sementara,” tambah Sandi. Ia mendesak pemerintah turun tangan sebelum harga beras makin tak terkendali.

Nasib Pahit Kuli Penggilingan: Dari Giling Padi ke Cangkul Sawah

Rojani, salah satu pekerja pabrik, terpaksa banting tulang di sawah karena pabrik tutup. “Kalau gak ada gilingan, gak ada uang. Saya masih harus makan anak dan orang tua,” ujarnya lirih. Kisahnya mewakili puluhan buruh lain yang terancam kelaparan.

Krisis Pangan Mengancam, Pemerintah Harus Bertindak!

Jika tidak ada intervensi cepat, krisis beras bisa meluas. Petani merugi, pabrik kolaps, harga melambung—rakyat kecil yang paling menderita. Akankah pemerintah diam saja?

Exit mobile version