KULON PROGO, Exposenews.id – Fenomena tahunan yang bikin geleng-geleng kepala kembali terjadi! Ratusan lembing atau kepik sawah tiba-tiba menyerbu pemukiman warga Padukuhan Siliran I, Kalurahan Karangsewu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Padahal, biasanya serangga ini cuma muncul di area persawahan, tapi kali ini mereka “unjuk gigi” di rumah-rumah warga!
Puncak serangan terjadi Kamis (10/7/2025) malam, dan suasana mencekam langsung menyelimuti dusun itu. Bayangkan, ratusan rumah sekaligus jadi sasaran empuk serangga bau ini! Bahkan, warga di Dusun Siliran II ikut merasakan gangguannya.
“Ini sudah hari ketiga, tapi puncaknya kemarin malam. Semua rumah kena, sampai-sampai tetangga dusun sebelah juga ikutan merasakan,” ungkap Liesmawanto, Dukuh Siliran I, saat berbincang usai salat Isyak di Masjid As-Syukur Siliran, Jumat (11/7/2025).
Lembing ‘Hijrah’ ke Pemukiman, Warga Keluhkan Bau & Iritasi
Ternyata, serbuan lembing ini bukan kejadian sekali-sekali, melainkan fenomena tahunan yang muncul usai musim panen padi. Biasanya, mereka aktif di malam hari dan tertarik cahaya lampu. Tapi, saat musim hujan atau di daerah dingin, mereka bisa nyelonong masuk ke dalam rumah!
“Habitat aslinya kan di sawah, tapi begitu panen selesai, mereka kehilangan ‘rumah’ dan pindah ke pemukiman warga,” jelas Liesmawanto.
Dampaknya? Warga dibuat tidak nyaman! Selain bau menyengat yang bikin hidung mengkerut, lembing juga bisa menyebabkan iritasi mata. “Kalau kena mata, rasanya pedih banget,” keluhnya.
Serangan ini biasanya berlangsung 4-5 hari jika tidak ditangani. Apa yang dilakukan warga? Mereka memilih mematikan lampu dalam rumah supaya lembing berpindah ke luar. Saat siang hari, serangga-serangga itu dikumpulkan lalu dibuang atau ditanam.
“Tidur Gelap-Gelapan, Khawatir Masuk Kuping!”
Meski serangan tahun ini tidak separah sebelumnya, tetap saja warga merasa terganggu. Apalagi, jarak antara sawah dan pemukiman cuma dipisahkan Jalan Daendels, jadi serangga mudah sekali “bermigrasi”.
Mursih, seorang ibu rumah tangga di Siliran I, mengaku resah. “Selain baunya nggak enak, saya takut mereka masuk ke telinga atau hidung saat tidur,” ujarnya.
Ia juga mengeluh karena harus tidur dalam gelap demi menghindari serbuan lembing. “Nggak nyaman banget tidur tanpa lampu, tapi mau gimana lagi?”
Warga Berharap Solusi dari Pemerintah
Meski tidak semua rumah terdampak, warga berharap ada solusi lebih efektif dari pemerintah. “Kalau bisa, jangan cuma mengandalkan cara tradisional. Kami butuh penanganan yang lebih baik,” harap Mursih.
Liesmawanto menambahkan, “Sebenarnya tidak ada kerugian besar, cuma gangguan seperti bau dan iritasi ringan. Tapi, tetap saja bikin tidak nyaman.”
Kenapa Lembing Sering Serbu Permukiman?
Lembing, atau yang dikenal sebagai kepik/kepinding tanah, sebenarnya adalah hama tanaman padi. Mereka menyerang dari pangkal hingga akar padi. Tapi, begitu sawah dipanen, mereka kehilangan sumber makanan dan mencari tempat baru—termasuk rumah warga!
Fakta menarik: Lembing sangat tertarik cahaya, makanya mereka sering berkumpul di sekitar lampu rumah. Solusi sementara? Kurangi penggunaan lampu terang di malam hari atau pasang kelambu di jendela.
Apa Kata Pakar?
Meski belum ada pernyataan resmi dari dinas terkait, pengalaman warga menunjukkan bahwa serangan lembing bersifat musiman. Namun, perlu ada langkah preventif agar fenomena ini tidak terus berulang setiap tahun.
“Kalau bisa, sebelum musim panen, sudah ada antisipasi. Misalnya, dengan pengendalian hama di sawah,” saran Liesmawanto.
Serbuan lembing mungkin tidak mematikan, tapi dampaknya mengganggu kenyamanan hidup warga. Mulai dari bau menyengat, iritasi mata, hingga gangguan tidur, semua membuat aktivitas sehari-hari jadi tidak nyaman.
Harapannya, pemerintah setempat bisa turun tangan memberikan solusi jangka panjang. Jangan sampai tahun depan, warga harus menghadapi ‘serangan’ yang sama lagi!