Murid SD Tewas Dipukuli 5 Kakak Kelas, Simak Perkaranya!

banner 120x600

PEKANBARU, ExposeNews.id – Murid SD Tewas Dipukuli. Sebuah tragedi memilukan menimpa seorang murid kelas 2 SD berinisial KB (8) di Kelurahan Pangkalan Kasai, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Bocah malang itu diduga tewas setelah dipukuli oleh lima kakak kelasnya. Orangtuanya, GBB (38) dan SYS (30), kini dilanda duka yang tak terperi.

GBB, sang ayah, dengan suara gemetar menegaskan bahwa ia tak akan berhenti sebelum pelaku dihukum. “Ini kejadian yang sangat kejam. “Saya menuntut polisi menangkap mereka, meskipun masih di bawah umur. Negara harus menghukum mereka setimpal karena perbuatan ini sudah keterlaluan!” tegas GBB dengan mata berkaca-kala saat berbicara kepada Exposenews.id, Selasa (27/5/2025) petang.

Dengan langkah berat, GBB baru saja meninggalkan makam anaknya. Dengan suara parau, ia menuturkan bahwa KB kerap menjerit kesakitan setelah sekelompok kakak kelasnya menghajarnya. Keluarga sempat membawanya berobat, tapi malah melihat kondisi bocah itu semakin memburuk. “Perutnya bengkak dan sakit terus. Dia sampai muntah darah dan tak mau makan,” kisahnya, suaranya tertahan sedih.

Setelah menggali informasi di sekolah, GBB terkejut mengetahui bahwa anaknya sering menjadi korban bullying. Bahkan, para pelaku—yang masih anak-anak—ternyata sudah mengaku memukuli KB. “Mereka menendang perutnya sampai bengkak. Saya tak sanggup membayangkan penderitaan anak saya,” tambahnya, suaranya nyaris pecah.

GBB begitu terpukul karena KB adalah satu-satunya anak laki-lakinya. “Dia anak pertama, adiknya perempuan. KB anak baik, kuat, dan bercita-cita jadi tentara. Saya dulu ingin jadi tentara tapi gagal, jadi saya berharap dia yang mewujudkannya. Sekarang, saya masih seperti mimpi buruk,” ujarnya, tak kuasa menahan tangis.

Keluarga korban kini berharap Polres Inhu segera menindak tegas para pelaku. “Saya tidak akan tenang sebelum mereka dihukum,” tegas GBB. Sebelumnya, ibu kandung KB sudah melaporkan kasus ini ke polisi.

Kapolres Inhu, AKBP Fahrian Saleh Siregar, mengonfirmasi bahwa penyelidikan masih berlangsung. “Otopsi baru selesai tadi malam. Kami masih menunggu hasil resminya untuk memastikan penyebab kematian,” jelas Fahrian saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Dari pemeriksaan sementara, tim medis menemukan sejumlah tanda kekerasan di tubuh KB. Polisi juga telah mengidentifikasi lima tersangka, yaitu HM (12) kelas 6, RK (13) kelas 6, MJ (11) kelas 5, DR (11) kelas 5, dan NN (13) kelas 5.

Kasus ini mengguncang warga setempat. Warga mengecam lemahnya pengawasan sekolah, sebab KB kerap jadi sasaran bullying sebelum tewas. “Ini pelajaran berharga. Jangan biarkan ada korban lagi!” tegas seorang warga yang memilih anonim.

Sementara itu, pihak sekolah belum memberikan pernyataan resmi. Namun, insiden ini jelas memantik perdebatan tentang pentingnya pengawasan terhadap kekerasan antarsiswa.

GBB dan keluarganya kini hanya berharap satu hal: keadilan. “Saya ingin pelaku bertanggung jawab. Anak saya tidak boleh mati sia-sia,” katanya lirih.

Dengan hasil otopsi yang segera keluar, polisi berjanji akan menindaklanjuti kasus ini secara serius.

Kematian KB bukan sekadar angka statistik. Keluarganya berjuang, polisi bekerja, dan publik menunggu—akankah keadilan benar-benar datang?