Exposenews.id, SULUT – Provinsi Sulawesi Utara dengan sifat konsumtif tinggi atas dagin Babi menurun drastis karena munculnya Vrus flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang ini berdampak pada merugikan peternak di daerah ini.
Pasalnya, Sulut semenjak diterpa ASF harga jual daging babi anjlok.
Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut menangkal isu ini telah dilakukan melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulut.
Pemerintahan Gubernur Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK) telah upayakan banyak langkah.
Seperti halnya yang dilakukan Distanak, dengan melakukan pengawasan dan pembatasan are masuk kiriman Babi melalui daerah perbatasan darat dengan bekerjasama pihak kepolisian.
Dalam pembahasan Komisi II gelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama mitra kerja jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut, Senin (11/09/2023), Distanak telah mengutarakan dan menyampaikan tugas dan tanggungjawabnya.
Menurut Distanak, saat ini telah melakukan langkah optimal, baik penanganan dan pencegahan berdasar aturan yang berlaku.
ODSK dalam Perubahan tahun anggaran 2023 ini telah menyiapkan anggaran khusus penangangan Virus ASF.
Perwakilan Distanak ungkap sampai saat ini, untuk pembelian Vaksin itu belum ada ijin dari pemerintah pusat, karena itu tidak ingin jadi persoalan baru dengan TGR.
Menurut Distanak,Vaksin tersebut yang tidak terpuji secara krimatologis,kini beredar di ‘Blackmarket’ alias pasar gelap yang belum teruji.
“Jika Pemprov lakukan itu,maka akan terjadi TGR karena kami tidak pernah menganjurkan itu,”ungkap perwakilan Distanak.