Exposenews.id, Jakarta — Warga yang beragama Kristen masih sering didapati sulit beribadah. Ini karena adanya larangan beribadah oleh sejumlah orang.
Larangan tersebut sangat tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Bahkan tindakan diskriminasi itu sering dianggap sebelah mata.
Kenyataan itulah yang disesali Anggota DPR Komisi I RI Hillary Brigitta Lasut SH LLM. Anggota fraksi NasDem dapil Sulawesi Utara itu angkat suara terkait persoalan ini.
Bagi Hillary, masih adanya larangan beribadah dan membangun rumah ibadah menjadi hal memilukan. Meskipun di sejumlah daerah, toleransi antar umat beragama dijaga dengan teguh yang membuat Indonesia makin kuat.
Hillary turut mempertanyakan tindakan pemegang kekuasaan yang belum terlihat dalam mengatasi kondisi tersebut. “Di tengah maraknya intoleransi dan pelarangan ibadah di Indonesia, di mana para calon presiden (capres) dan tokoh-tokoh politik besar? Masyarakat non mayoritas membutuhkan dukungan,” ujar Hillary dalam akun Instagramnya.
Hillary berharap, para petinggi khususnya eksekutif yang punya kuasa pengelolaan negara dapat mengerahkan aparat untuk menindak tegas para penabur bibir intoleran yang merajalela, tidak peduli di daerah mana selama masih di Indonesia.
Hillary pun menegaskan suara minoritas jangan hanya didengar saat dibutuhkan untuk kebutuhan pilkada.
“Jangan cari suara minoritas dan janji manis mendekati pemilu dan pilpres, tapi di saat begini umat minoritas menjerit di dalam hati tapi tidak ada yang mau mempertaruhkan jabatan dan simpati untuk bertindak tegas. Legislatif bisa berkoar tapi tetap eksekutif pengambil keputusan,” tegas Hillary.
Menurutnya hal ini dapat dijadikan pertimbangan agar masyarakat nantinya mau memilih pemimpin yang mau bersuara tegas soal intoleransi.
“Pilih yang mau menindaktegas dan mengecam segala bentuk pelarangan ibadah. Jangan mau tertipu dengan janji manis mereka yang enggan menanggung resiko untuk kepentingan rakyat,” kata Hillary.
Hillary berharap, para tokoh besar yang punya kekuasaan, yang mengaku berjiwa nasionalis yang tinggi dan punya visi besar untuk Indonesia, dapat membuktikan kata-kata indahnya lewat upaya menindak dan mengecam serta mensosialisasikan gerakan anti Intoleransi langsung ke titik-titik kejadian, baik secara fisik maupun virtual.
“Mewakili rakyat Indonesia kaum minoritas yang sudah gerah dengan tidak adanya ketegasan dalam penegakan sila pertama Pancasila,” kata Hillary.
Diketahui, Hillary Lasut juga telah menyurat secara resmi kepada Presiden RI terkait masalah intoleransi dan pelarangan ibadah serta kesulitan mendirikan rumah ibadah di daerah-daerah.
Apalagi belum lama ini, ada sejumlah kasus viral tentang pelarangan ibadah, salah satunya di Bolaang Mongondouw Timur, Sulawesi Utara.
Lewat surat tersebut, Hillary berharap ada ketegasan ke semua kepala daerah dan gerakan aparat ke semua titik untuk sosialisasi.
Sementara bagi tokoh masyarakat desa setempat yang belum paham apa itu toleransi, harusnya mendapat penataran terlebih dahulu.
“Saya sudah buatkan tembusan juga ke Kapolri, Panglima TNI, Kemenag, Kepala Staff Kepresidenan, Mensesneg, Pimpinan MPR DPR DPD dan tembusan ke semua organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan agar besama-sama, bahu-membahu mengatasi masalah ini,” pungkas Hillary.
(RTG)