Exposenews.id, Jakarta – Gelombang PHK mulai tampak di perusahaan telepon seluler Xiaomi. Informasi yang dihimpun, sekitar 15 persen Xiaomi melakukan PHK terhadap para pegawainya di divisi ponsel dan bisnis layanan internet.
Kabar PHK ini sudah marak di media sosial China seperti Weibo, Xiaohongshu, dan Maimai.
Berapa banyak yang terkena PHK? Diperkirakan jumlah akan mencapai ribuan pegawai. Sebabnya per 30 September lalu Xiaomi punya 35.314 pegawai, di mana 32 ribu di antaranya berbasis di China daratan.
Jika yang terkena PHK ada 15 persen, berarti tak kurang dari 5.000 pegawai akan kehilangan pekerjaannya. Ironisnya banyak di antara pegawai yang terkena PHK itu baru direkrut pada Desember 2021 lalu, saat Xiaomi melakukan banyak perekrutan pegawai.
Xiaomi belum mengeluarkan pernyataannya terkait rumor PHK ini.
Pada November lalu Xiaomi mencatatkan penurunan pemasukan Q3 2022 sebesar 9,7 persen sebagai dampak dari berbagai aturan lockdown terkait COVID-19 di China, juga karena adanya penurunan permintaan pasar.
Pemasukan dari bisnis ponsel sendiri mencapai 11 persen secara year on year. Padahal pemasukan dari bisnis ini porsinya sangat besar bagi Xiaomi, mencapai 60 persen.
Pada Q3 2022 lalu Xiaomi mencatatkan pemasukan sebesar 70,17 miliar yuan, turun dari 78,063 miliar yuan pada Q3 2021. Pemasukan ini sedikit meleset dari prediksi awal yang mencapai 70,52 miliar yuan.
Sementara itu pemasukan bersihnya turun 59,1 persen menjadi 2,12 miliar yuan dari 5,176 miliar yuan pada Q3 2021.
Namun harus diakui memang pasar ponsel global saat ini memang tengah turun. Menurut Canalys, pengapalan ponsel pada Q3 2022 di China turun 11 persen dan secara global turun 9 persen.
(RTG)