Exposenews.id, Jakarta – Dipublikasikan sebagai maskapai paling buruk di dunia tahun ini oleh Travel Bounce, Lion Air Group membantahnya. Lion Air Group memiliki data tersendiri untuk menyanggahnya.
Dalam siaran resmi kepada wartawan, Minggu (13/11/2022), Lion Air Group memberikan penjelasan bahwa dalam melayani penerbangan penumpang berjadwal (regular flight), Lion Air dan Wings Air termasuk kategori maskapai berbiaya rendah atau hemat (low cost carrier), salah satunya tidak menyediakan/ memberikan makan dan minuman di pesawat (inflight meals) secara gratis.
“Untuk memberikan rasa kenyamanan dan pengalaman terbang menyenangkan, layanan hiburan gratis di pesawat (inflight entertainment) sudah tersedia dan dikembangkan secara bertahap, cara mudah, download aplikasi Tripper dari Google Play Store dan Apps store. Seluruh operasional tetap mengutamakan aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan serta sesuai standar protokol kesehatan,” kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro.
“Lion Air dan Wings Air mengucapkan terima kasih atas saran, kritik/masukan, berupa data, catatan serta bentuk lainnya dari berbagai pihak sebagai salah satu rekomendasi dalam mendukung perbaikan layanan dan operasional penerbangan,” imbuh dia.
Kata Danang, Lion Air dan Wings Air terus berusaha memperbaiki, mempertahankan tingkat ketepatan waktu (on time performance/OTP) serta mempersiapkan ke level ketepatan waktu operasional terbaik. Berikut datanya dengan catatan di tahun 2022 periode 1 Januari – 31 Oktober:
Maskapai 2019 2020 2021 2022
Lion Air 77,90% 74,73% 75,48% 76,10%
Wings Air 71,88% 71,29% 73,73% 77,19%
Data OTP itu, kata Danang, sudah diperhitungkan dan dikelola secara bersamaan dan tepat waktu (real time) untuk dianalisis internal serta dilaporkan kepada pihak berwenang (dalam hal ini salah satunya adalah regulator yaitu Kementerian Perhubungan Republik Indonesia).
Penghitungan berdasarkan pergerakan pesawat saat keberangkatan (departure) dan kedatangan (arrival) pada waktu kurang 15 menit dari jadwal yang ditentukan di bandar udara skala besar dan menengah.
“Dalam langkah yang ditentukan untuk memperbaiki tingkat ketepatan waktu, Lion Air dan Wings Air melaksanakan koordinasi dan komunikasi intensif yang mengikuti standar operasional prosedur (SOP) bersama pihak terkait,” kata dia.
“Faktor-faktor yang mempengaruhi penundaan penerbangan, pembatalan, pengalihan dan pemulihan (recovery) seperti cuaca, teknis serta lainnya selalu dilakukan analisis dan evaluasi (pengkajian operasional),” imbuh Danang.
Sebelumnya, melansir dari laman resmi Bounce, maskapai dengan pelayanan terburuk dalam daftar ini adalah Lion Air yang berbasis di Indonesia. Diketahui maskapai ini berada di peringkat maskapai internasional terburuk dengan skor 0,72.
Lion Air tercatat memiliki tingkat kedatangan tepat waktu hanya 42,27% yang artinya maskapai ini sering terlambat. Selain itu maskapai ini memiliki tingkat pembatalan yang mencapai 34,43% yang berarti sepertiga penerbangan Lion Air dibatalkan selama setahun terakhir.
Tidak berhenti di sana, Lion Air hanya mendapat skor 1/5 untuk makanan dan hiburan dalam pesawat dan 2/5 untuk kenyamanan kursi dan layanan staf.
Di sisi lain, terdapat maskapai lain yang berbasis di Indonesia yang sayangnya menempati peringkat kedua sebagai salah satu maskapai internasional terburuk dalam daftar ini, yakni Wings Air.
Wings Air memiliki tingkat kedatangan tepat waktu dan pembatalan yang buruk, di mana masing-masing 49,78% dan 20,63%. Angka ini tentu tidak jauh lebih baik daripada Lion Air Selain itu, Wings Air menerima peringkat 1/5 untuk makanan dan hiburan dan peringkat 2/5 untuk kenyamanan kursi dan layanan staf.
(RTG)