Minut  

Usai Bersepeda, Bupati JG Turun Tinjau Dermaga Pemecah ombak Likupang II

Oleh: Ferdinand Ranti

Exposenews.id, Likupang – Tempuh jarak puluhan kilometer bersepeda, Bupati Minahasa Utara (Minut), Joune J E Ganda (JG) menjelajah sentral Kecamatan Likupang Timur, yakni Desa Likupang II.‎

Saat turun memantau keadaan pasar dan jalan sempit di sekitarnya, tiba-tiba JG mendengar ada warga berseru. “Bapak Bupati, singgah lia kwa itu dermaga paka-paka ombak,” kata teriakan warga itu.

Tertarik akan hal itu, JG yang didampingi Camat Likupang Timur (Liktim) Debby Wahiu, Plt Hukumtua Likupang II, mantan Kumtua Likupang II, Kumtua Likupang I, langsung berjalan ke dermaga bermasalah tersebut.

Diketahui bersama, sebelum Bupati JG-KWL, keberadaan Dermaga Pemecah Ombak Desa Likupang II ini, sarat korupsi akibat di mark-up.

Akibatnya, beberapa pejabat bahkan mantan Bupati Minut pun tersandung kasus korupsi miliaran rupiah karenanya. Namun Joune enggan berurusan dengan masalah itu.

Ditanya sejumlah wartawan, dengan bijak JG menampik dengan halus.

“Saya kurang paham dengan masalah itu. Bila ada masalah hukum, biarlah aparat hukum menyelesaikan tugasnya,” ujar Joune.

Malah, melihat keberadaan dermaga yang di hadapannya ada dangkalan, Bupati JG langsung menaruh perhatian serius terhadap situasi dermaga ini.

“Memang masih banyak yang harus dibangun di sini. Memang keberadaan dermaga ini sangat penting buat transportasi laut baik perikanan maupun penumpang perahu/kapal dari kepulauan,” beber Bupati JG.

Dermaga ini merupakan sarana sangat penting untuk mendongkrak perputaran ekonomi bagi masyarakat dan Kabupaten Minut.

“Saya sudah dengar langsung dari masyarakat nelayan, apa yang mereka butuhkan. Sesuai komitmen saya dan KWL tentang akan mensejahterakan masyarakat nelayan, maka itu akan kami wujudkan secara bertahap,” ujarnya.

Ditanya untuk kelanjutan daripada dermaga pemecah ombak ini, ternyata dalam hitungan menit saja, kacamata ekonomi JG telah menghitung apa yang perlu ditambahkan di Likupang II.

“Saya berharap dapat membuat dermaga ini komplit. Tambah panjang timbunan jalan dengan lebar 5 sampai 7 meter, tambah panjang sekitar 500 meter ke tengah laut,  mengingat di depan sana ada dangkalan. Selanjutnya di depan sana kita buat mirip huruf T, agar perahu-perahu dapat ditambatkan langsung didepan dermaga, tanpa warga harus turun dari perahu berbasah-basah jalan ke daratan,” jelasnya.

Saat ini masyarakat nelayan Likupang memiliki sekitar 80 kapal pajeko, dan kurang lebih 160 perahu tangkap ikan. Sayangnya mereka harus membeli es dari luar karena persediaan es di sekitar Desa Likupang I dan II tidak mampu mencukupi kebutuhan pembeli.

“Memang disini perlu ada cool storage. Sebab jika harga 1 balok es Rp30.000, itu masih termasuk mahal. Bagaimana nelayan di sini bisa bersaing dengan daerah lain kalau es saja masih setinggi itu,” ujar JG.

(fer)‎

Exit mobile version