BPTP Sulut Sebut Kenaikan Harga Cabai Akibat Diserang Penyakit Kuning

Oleh: Swingly Manderes

Exposenews.id, Manado – Beberapa minggu terakhir harga cabai di Sulawesi Utara (Sulut) melonjak drastis. Harga cabai yang normalnya berada di kisaran Rp 60 ribu per kilogram, naik hingga lebih dari Rp100 ribu rupiah per kilogram.

Belakangan diketahui penyebab tingginya harga cabai lantaran luas panen yang tak seberapa. Namun selain faktor luas panen, perkara lain yang dihadapi oleh petani cabai adalah masalah hama tumbuhan yang kerap menyerang tanaman cabai.

“Kami dapati banyak tanaman cabai yang terjangkit penyakit kuning atau hama. Ini kami dapati saat berkunjung sentra cabai di Remboken Minahasa,” kata Stevie Karouw, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara (Sulut), saat ditemui di ruang kerjanya, hari ini.

Untuk menyelesaikan persoalan virus kuning ini, dijelaskan Stevie bahwa langkah yang seharusnya diambil oleh petani adalah dengan memusnahkan tanaman tersebut dan tidak menanam untuk sementara waktu.

“Kalau mau kendalikan virus kuning itu, harus ada satu masa untuk tidak menanam dulu. Harus diputus dulu mata rantai penyebarannya, dibakar semuanya dulu,” tambah Stevie.

BPTP sendiri kini tengah fokus melakukan bimbingan teknis kepada petani dan masyarakat tentang pengolahan hasil dari komoditas bawang, tomat dan cabai. Dia bilang bimtek ini menjadi siasat agar bila nanti terjadi kenaikan harga imbas kelangkaan persediaan, masyarakat tetap masih memiliki stok.

“Ini ada bimtek pasca panen pengolahan hasil. Di pengolahan hasil ini ada komoditi prioritas bawang, tomat dan cabai. Nah ketika harga tinggi kita punya stok di rumah tangga, karena kemarin kita pesertanya petani dan masyarakat,” tutup dia.

(SM/RTG)

Exit mobile version