Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Likupang – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, merupakan satu dari lima destinasi super prioritas selain Candi Borobudur, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. KEK Pariwisata Likupang telah ditetapkan sebagai destinasi wisata super prioritas oleh pemerintah Pusat melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dengan luas area 197,4 hektare, KEK Likupang (Wilayah Likupang Timur) sebagai Kawasan Ekonomi Khusus memiliki potensi dan keunggulan secara geoekonomi dan geostrategis. Keunggulan geoekonomi bertumpu pada lokasi Likupang Timur di Kabupaten Minahasa Utara memiliki orientasi geografis wilayah berdekatan dengan Bandara Internasional Sam Ratulangi dan pelabuhan Bitung.
Keunggulan geostrategis wilayah yang dimitiki Likupang Timur yaitu sektor pariwisata dengan tema resor (resort) dan wisata budaya (cultural tourism). Tema tersebut didukung oleh kawasan sekitar yang memiliki pantai dan dekat dengan Wallace Conseruation Center. Konsep Kawasan Ekonomi Khusus Likupang akan mengembangkan resor kelas premium dan kelas menengah (mid range resort), budaya (cultural), dan pengembangan WaIIace Conservation.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno, dalam kunjungan kerja di Desa Marinsow, Likupang Timur, Sulawesi Utara Sabtu (06/03/2021) mengatakan desa wisata akan menjadi program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang. Setidaknya 211 rumah singgah telah dibangun di tiga dari lima desa yang berada di wilayah KEK Likupang, yaitu Marinsow, Pulisan, dan Kinunang.
Rumah singgah yang difungsikan sebagai penginapan itu berbentuk rumah panggung dari kayu khas Minahasa. Setiap rumah hanya memiliki satu kamar tidur dan dapat disewakan Rp200.000 per malam.
Pemimpin BNI Wilayah 11 Manado Koko Prawira Butar-butar di hadapan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Bupati Minahasa Utara Joune Ganda dan Wakil Bupati Minut Kevin William Lotulung, mengatakan BNI siap berkolaborasi memajukan UMKM Pariwisata berbasis digitalisasi di Sulawesi Utara. BNI Menggerakkan Pemulihan Ekonomi Berbasis Digitalisasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
“Sistem pembayaran dapat dilakukan secara nontunai dengan dompet elektronik. Setiap rumah singgah sudah memiliki kode respons cepat standar Indonesia QR Code Indonesian Standard (QRIS) yang difasilitasi BNI. Sistem ini akan membuat efisiensi dan QRIS ini sejalan dengan tujuan BI mengurangi peredaran uang kartal dan membuat transaksi lebih efektif,” jelas Koko.
Koko turut memperkenalkan Tapcash design khusus untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang. TapCash BNI adalah sebuah produk e-Money atau uang elektronik yang dikeluarkan oleh BNI.
“TapCash BNI dapat digunakan sebagai pengganti uang tunai untuk melakukan transaksi pembayaran di merchant-merchant kerjasama BNI. Dengan menggunakan TapCash BNI, bisa melakukan berbagai transaksi pembayaran sehari-hari seperti pembayaran transportasi umum, parkir, minimarket, restoran, dan tempat hiburan, sehingga masyarakat dapat beradaptasi dengan teknologi dan digital yang pada gilirannya akan dapat mewujudkan ekosistem cashless society di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang,” tutupnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengapresiasi komitmen BNI Wilayah 11 Manado atas dukungan memajukan UMKM Pariwisata berbasis digitalisasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
(RTG)