Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Sebanyak 2.272 orang petugas sensus sudah memulai sensus penduduk wawancara di Sulawesi Utara hari ini. Badan Pusat Statistik meminta masyarakat untuk bisa menerima kedatangan petugas sensus di rumah.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar berkenan menerima kedatangan mereka dan membantu memberikan jawaban yang diperlukan dalam kegiatan 10 tahun sekali ini. Jawaban yang diberikan akan sangat berguna bagi pemerintah untuk data pembangunan,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Ateng Hartono, di Kantor BPS Sulut, hari ini.
Ateng memastikan petugas sensus sudah melakukan rapid test dan akan melaksanakan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, face shield, sarung tangan, dan hand sanitizer dalam pelaksanaan di lapangan.
“Bila warga menemukan petugas sensus tidak menjalankan protokol yang dimaksud, dapat melaporkan kepada kami pada WA Center SP2020 081299052020,” kata Ateng.
Petugas sensus dapat dikenali dari tanda pengenal berupa rompi, memakai alat APD, menggunakan name tag, dan surat tugas resmi dari BPS. Mereka tidak meminta sumbangan, tidak meminta bayaran, tidak menawarkan barang dan tidak meminta data-data rahasia seperti nomer rekening, PIN, dan lain sebagainya.
“Bila ada yang melakukan apa yang dilarang seperti yang saya sebutkan tadi, maka masyarakat bisa melaporkan ke BPS Kabupaten Kota,” jelasnya.
Dalam SP2020, petugas lapangan terdiri dari petugas sensus (PS), satu PS akan bertugas di sekitar 10 satuan lingkungan setempat (SLS) seperti RT, atau sekitar 600 keluarga. Koordinator sensus kecamatan (Koseka) akan mengkoordinir dan mengawasi sekitar 15 petugas Sensus.
“Saat turun ke lapangan, PS membawa daftar penduduk. Bersama ketua SLS melakukan pemeriksaan daftar penduduk. Setelah itu, PS bersama ketua SLS akan melanjutkan dengan verifikasi door to door,” tutup Ateng. (RTG)