Pengajar Kumon Paniki membimbing siswa melalui video call. Istimewa. |
Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Pandemi covid-19 berdampak kepada sektor pendidikan, termasuk dalamnya tempat kursus yang akrab dengan nama Kumon. Salah satu Kumon yang terdampak yakni Kumon Paniki.
Biasanya lebih dari 100 murid yang mengikuti kursus Bahasa Inggris dan Matematika di Kumon Paniki. Namun sekarang ini hanya sekitar 60 siswa, dan Kumon Paniki tetap komitmen tetap eksis demi kepintaran anak bangsa.
“Jadi sekarang siswa-siswanya kami sebut lagi mengambil cuti. Mereka break sementara waktu karena beberapa hal. Ada yang orang tuanya takut anaknya terjangkit, ada yang pekerjaan orang tuanya terdampak covid, dan beberapa alasan lainnya. Tapi paling banyak ya pekerjaan orang tua siswa kami yang terdampak,” ujar Pemilik Kumon Paniki, Marsella Tumiwa, saat dijumpai sore tadi.
Kegiatan belajar di Kumon Paniki sebelum pandemi covid. Istimewa. |
Marsella menjelaskan sekarang ini sudah tidak ada kegiatan belajar secara tatap muka untuk mencegah terjangkit covid. Hanya saja yang tidak berubah yaitu setiap harinya, semua siswa diberikan soal-soal latihan. Dari soal-soal tersebut diberikan juga satu contoh agar siswa cepat mengerti.
“Nah soal-soalnya itu pengajar-pengajar di sini yang membimbing siswa untuk menjawab melalui video call. Tidak memakan waktu lama kok palingan sekitar 10 hingga 15 menit,” papar Marsella yang biasa akrab dipanggil miss Marsella.
Kata dia, walau melalui video call, siswa yang dibantu juga oleh orangtua siswa, diajar untuk disiplin dan bertanggung jawab menyelesaikan soal-soal mereka sesuai jam yang sudah ditentukan. “Jadi, masing-masing siswa sudah punya jam tertentu untuk mengerjakan soal tersebut. Jawaban siswa nantinya akan diserahkan kembali ke kami untuk digantikan dengan soal baru, sambil kami koreksi jawabannya,” tambahnya.
Menariknya, di Kumon Paniki ini, para siswa memiliki level yang berbeda-beda. Contohnya ada siswa yang baru kelas 3 SD, tapi sudah mampu mengerjakan soal kelas 6 SD.
“Makanya kami berbeda dengan tempat kursus lainnya ya seperti ini. Kami latih per orang, sehingga porsi daya mengerti dan mampu mengerjakan soal dari siswa akan lebih berkembang,” ungkapnya.
Lanjutnya, Kumon berupaya agar anak tidak hanya pintar saja, namun juga mampu menjadikan siswa sebagai anak yang disiplin, bertanggung jawab, dan melatih karakter positif lainnya. “Kami ajarkan juga siswa untuk duduk tegap, posisi kaki dan tangan saat belajar itu seperti apa, tidak boleh malas,” bebernya lagi.
Kumon Paniki juga menerima siswa dari pra sekolah hingga kelas 3 SMA. Tak jarang untuk anak pra sekolah, lebih cepat memahami pelajaran yang diajarkan.
“Kami buat mereka cepat memahami dengan metode yang pada dasarnya sama se-dunia,” ucapnya.
Katanya, karena siswa dibiasakan mengerjakan soal setiap harinya, banyak siswa yang belum sama sekali tahu soal Kumon malah ikut daftar jadi siswa di Kumon.
“Tapi pada intinya kami tetap meminta kerjasama yang baik dengan orangtua agar mengarahkan anaknya lebih lagi,” imbuhnya.
Diketahui pendiri Kumon ialah seorang pria bernama Toru Kumon. Kumon kini sudah mendunia lewat sejumlah cabang Kumon.
“Kalau di Sulut kami ada Teling, Sarapung Megasmart, Wonasa, Kairagi, Paniki, Bitung, Tomohon, dan beberapa lainnya,” terangnya.
Bagi yang mau mendaftarkan anaknya, silakan datang ke Kumon Paniki dengan membayar biaya pendaftaran Rp280 ribu/anak. Kemudian membayar Rp400.000 perbulan di masing-masing pelajaran.
“Biayanya tak ada yang berbeda dengan Kumon lainnya,” tutupnya. (RTG)