![]() |
Angella Tombuku saat berada di puncak salah satu gunung. Istimewa. |
Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Banyak yang berpendapat hobi mendaki gunung itu dimiliki oleh laki-laki saja. Namun, bila dilihat dari gunung-gunung yang sudah didaki, Anda akan terheran-heran dengan sosok perempuan cantik bernama Anggella Tesalonika Tombuku, SPt, MSc.
Sudah puluhan gunung di Indonesia sudah pernah didaki oleh perempuan single yang akrab dipanggil Angel ini. Sebut saja Gunung Rinjani di Pulau Nusa Tenggara, Gunung Semeru di Pulau Jawa, dan Gunung Latimojong di Pulau Sulawesi, dan gunung-gunung lainnya. Ketiga gunung yang disebutkan pertama tadi ternyata masuk kategori Seven Summit Indonesia.
“Gunung terekstrim di Indonesia Gunung Raung, gunung terpanjang di Indonesia Gunung Agropuro, gunung tertinggi Jawa Tengah Gunung Slamet, gunung tertinggi Jawa Barat Gunung Ciremai, bersyukur sudah pernah saya taklukkan juga,” ujar Angel yang lahir di Motoling, 15 November 1993.
Menariknya, perempuan berlesung pipi ini ternyata sudah menaklukkan seluruh gunung yang ada di bumi nyiur melambai. Selain itu gunung-gunung di Pulau Jawa pun banyak yang sudah dijalaninya. Gunung-gunung tersebut seperti:
1. Gunung Sindoro
2. Gunung Sumbing
3. Gunung Merbabu
4. Gunung Merapi
5. Gunung Lawu
6. Gunung Papandayan
7. Gunung Andong
8. Gunung Prau
9. Gunung Ungaran
dan beberapa pegunungan lainnya.
Angella Tombuku tetap loyal sebagai ASN di BPTP Sulut. Istimewa. |
Pegawai Negeri Sipil di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP Sulut) Kementerian Pertanian menuturkan mendaki gunung itu ibarat perjalanan hidupnya. Dia bilang perjalanan hidupnya sangat rumit.
“Mau sekolah saja harus menunggu beasiswa, sekolah sambil kerja untuk membiayai kebutuhan sekolah adik-adik saya,” sebut dia yang juga aktif sebagai dosen pengajar mata kuliah umum di Sekolah Tinggi Teologia Filadelfia Langowan ini.
“Saat mendaki terasa cukup berat, kita harus menaklukkan ego, melawan perasaan hati, hingga menuju puncak yang ternyata sangat mengagumkan. Dari ketinggian gunung tersebut inilah kita bisa melihat semua keindahan dan kesulitan waktu kita berjalan tadi,” ungkap pemegang ban hitam yang kini menjadi pelatih Taekwondo di Unsrat.
Angella Saat mau mendaki gunung maupun saat pakai baju taekwondo tetap cantik kan? / Istimewa |
Pengalaman lain yang didapatkan saat mendaki gunung yaitu, lebih peduli dengan teman yang bersama-sama mendaki dengannya. Banyak hal selama perjalanan pendakian, yang membuat pribadinya menjadi lebih dewasa.
“Saya banyak mendapatkan makna hidup bahwa di dunia ini ada orang lain. Makanya manusia kan dibilang sebagai makhluk sosial. Makanya jangan sampai kita hanya mau menang sendiri,” tutur dia.
Di sisi lain, di balik banyaknya kegiatan yang dijalaninya, dia tidak pernah lalai untuk bekerja sebagai PNS.
“Tetap tidak lalai bekerja di BPTP Sulut. Biasanya kalau mengajar di kampus itu hari Sabtu dan hari libur lainnya, karena mahasiswanya tinggal di asrama, tapi full weekend. Nah, kalau mendaki biasa di hari libur, sementara mengajar taekwondo setiap malam. Tapi lagi pandemi begini masih libur latihannya,” tutupnya yang sekarang ini aktif juga berorganisasi sebagai Ketua Pemuda Gereja dan Wakil Ketua Karang Taruna Desa. (RTG)