Dagingnya Kaya Protein, BPTP Sulut Kembangkan Budidaya Kelinci

banner 120x600
Kelinci jenis satin. Foto: Ronald Ginting.

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Manado – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara tengah mengembangkan budidaya ternak kelinci untuk dijadikan sumber protein bagi masyarakat. Pengembangan kelinci ini sudah dilakukan sejak enam bulan lalu sejalan dengan program Obor Pangan Lestari (Opal).

Kepala BPTP Sulut Dr. Steivie Karouw, S.TP., M.Sc mengungkapkan ternak kelinci yang dikembangkan saat ini ada dua jenis, yaitu jenis satin, dan New Zealand. Cara membedakannya cukup mudah di mana untuk satin berwarna hitam dan kecokelatan, sementara jenis New Zealand berwarna putih dengan mata berwarna pink.

“Kami mengembangkan budidaya dua jenis kelinci ini memanfaatkan lahan pekarangan yang ada di Kantor BPTP Sulut,” ujar Steivie saat bertemu dengan wartawan, hari ini.

Kepala BPTP Sulut, Steivie Karouw. Foto: Ronald Ginting.

Steivie menjelaskan selama ini kelinci-kelinci diberi makanan dari sayuran ditambah dengan konsentrat. Sayuran-sayuran untuk makanan kelinci didapatkan dari budidaya sayuran yang juga dikembangkan BPTP Sulut.

“Sebelumnya kelinci-kelinci tersebut dikembangkan di Pandu, namun sekarang dipindahkan di kantor karena persediaan pangan bagi kelinci lebih banyak tersedia,” sebutnya.

Ke depannya, BPTP merencanakan membangun cafe kelinci agar masyarakat bisa mudah mencari tahu cara mengembangkan ternak kelinci. Bahkan bisa juga sambil menikmati enaknya olahan daging kelinci.

Penyuluh Pertanian Madya BPTP Sulut Ir. Rita Novarianto, M.Si menambahkan sekarang ini kelinci yang lagi dibudidayakan berjumlah 58 ekor, dari sebelumnya delapan ekor. Kata Rita, frekuensi kelinci berkembang biak lebih sering sehingga sekarang jumlahnya terus bertambah, masa panennya pun hanya membutuhkan waktu tiga bulan, ketika berat kelinci tersebut 1,5 kilogram.

“Dalam setahun, kelinci bisa beranak tujuh sampai delapan kali. Anaknya pun bisa langsung sebanyak lima sampai tujuh ekor,” tambah Rita.

Kelinci satin dan New Zealand disatukan di kandang untuk dikawinkan. Foto: Ronald Ginting.

Menurut Rita, daging kelinci kaya dengan protein dan minim kolesterol. Selain itu bisa diolah menjadi sate, nugget, dan lainnya.

“Makanya kami tak henti-hentinya mensosialisasikan manfaat daging kelinci. Kami memasarkannya juga lewat agrimart BPTP Sulut dengan harga bibit sepasang kelinci kecil senilai Rp250.000, dan yang ukuran besar Rp500.000,” jelasnya.

BPTP turut memberikan vaksin ke kelinci dan ransum sebelum dibeli masyarakat. “Jangan khawatir di sini ada dokter hewan dan pakarnya,” ucapnya.

Masyarakat yang tertarik beternak kelinci bisa datang belajar ternak kelinci di BPT Sulut. “Yang mau mengetahui informasi beternak kelinci ini bisa melihat di fanpage facebook BPTP Balitbangtan Sulut, twitter sulutbptp dan instagram bptpsulut. Atau ke website sulutlitbang.pertanian.go.id,” tukasnya. (RTG)