Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,63
pada Mei 2020 menjadi 104,83 pada Juni 2020 membuat Kota Manado mengalami Inflasi sebesar 0,19%. Menariknya selang Januari hingga Juni 2020, baru Juni lalu Manado mengalami inflasi, padahal sebelumnya deflasi selama lima bulan beruntun.
Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara Ateng Hartono, menuturkan dari angka itu, Kota Manado mengalami deflasi secara tahun kalender sebesar 1,06%. Sementara secara year on year mengalami inflasi sebesar 1,37%.
“Dari 11 kelompok pengeluaran di Kota Manado, kenaikan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,79%,” ungkap Ateng saat pelaksanaan berita resmi statistik melalui akun youtube BPS Sulut, Rabu (1/7) hari ini.
Penyumbang inflasi terbesar di Kota Manado pada Juni
lalu yaitu bawang merah sebesar 0,1769%, diikuti daging ayam ras sebesar 0,0785%, cabai rawit sebesar 0,0534%.
“Berikutnya, ikan deho sebesar 0,0293%, ikan selar/ikan tude sebesar 0,0150%, cabai merah 0,0121%, buncis sebesar 0,0052%, daun bawang 0,0048%, ketimun 0,0024%, dan ikan tindarung 0,0019%,” tambah Ateng.
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,55%, dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga sebesar 0,08%.
“Kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok
perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kelompok kesehatan, kelompok transportasi, kelompok informasi, transportasi dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok
pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran justru tidak mengalami perubahan,” papar dia.
Disebutkannya juga bahwa komoditas yang memberikan sumbangan atau andil deflasi terbesar adalah bawang putih sebesar 0,0622%. Kemudian beras sebesar 0,0469%, emas perhiasan sebesar 0,0361%, telur ayam ras sebesar 0,0111%, gula pasir sebesar 0,0103%, tomat sebesar 0,0081%, kangkung sebesar 0,0039%, jahe sebesar sebesar 0,0034%, sabun cair/cuci
piring sebesar 0,0033%, dan mie kering instan sebesar 0,0028%.
“Kota Manado menempati urutan ke-8
inflasi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-49 secara nasional,” ujarnya lagi.
Diketahui, dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 76 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 1,33%, dan terendah di Kota Makassar sebesar
0,01%.
Kota Ternate mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,34%, sementara Kota Padang Sidempuan mengalami deflasi terendah sebesar 0,02%. (RTG)