Kloter Pertama 15.000 Dosis Vaksin, Pemprov Sulut Siapkan Cold Chain

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Manado – Kabar baik bagi masyarakat Sulawesi Utara. Di mana Sulut kebagian 23.760 dosis vaksin Sinovac guna memerangi penyebaran virus corona.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel menjelaskan pada tahap pertama ini terbagi menjadi dua kloter pengiriman vaksin. Kloter pertama, bakal dikirimkan sekitar 15.000 dosis. Sisanya akan dikirim di kloter kedua.

“Jadi vaksin yang akan didistribusikan di Sulut adalah buatan perusahaan Cina, Sinovac. Kami (Pemprov Sulut) saat ini juga sedang mempersiapkan volume sistem rantai dingin (cold chain), untuk 15 kabupaten dan kota, agar vaksin dapat tersimpan dengan aman,” kata Dandel, hari ini.

Soal cold chain, dijelaskan Dandel bahwa kabupaten kota perlu menyisihkan ruang bagi vaksin tersebut di dalam sistem yang saat ini diisi vaksin penyakit lain. Vaksin yang sudah ada selama ini yakni vaksin yang sering diberikan kepada masyarakat.

”Cold chain itu sebenarnya masalah tatanan saja. Kita sudah melaksanakan vaksinasi 30 tahun sehingga tidak mungkin kapasitasnya kurang. Kloter pertama sebanyak 15.000 dosis. Jadi, kami sudah bisa memperkirakan berapa meter kubik yang dibutuhkan,” jelasnya lagi.

Menurutnya, daerah tidak akan kekurangan kapasitas rantai pendingin. Tetapi jika sebaliknya, maka vaksin akan disimpan di fasilitas milik pemprov dan akan didistribusikan satu atau dua hari sebelum pelaksanaan vaksinasi. 

”Jadi, ada rencana A dan rencana B,” ungkap dia.

Adapun vaksin tahap pertama diperuntukkan bagi sumber daya manusia kesehatan (SDMK). Sampai berita ini diturunkan sudah 21.704 SDMK yang terdata. Pendataan masih berlangsung hingga dini hari nanti.

“Yang pasti SDMK masih berstatus positif Covid-19, tidak dapat menerima suntikan vaksin,” tambahnya.

Sementara faskes yang disediakan untuk pendistribusian vaksin berjumlah 195 puskesmas dan 49 rumah sakit. Hanya saja data rumah sakit dan alur distribusi tidak dapat dipublikasikan karena alasan keamanan. 

Hal ini untuk mengatasi upaya warga nontenaga medis memalsukan identitas demi masuk ke antrean vaksin tahap pertama. ”Sekarang ini, vaksin adalah komoditas yang sangat dicari orang. Kalau alurnya kami publikasikan, sama saja membuka peluang orang untuk mencuri. Intinya, saat hari-H pelaksanaan, vaksin pasti sudah ada di fasilitas kesehatan yang ditunjuk,” imbuhnya.

Lanjut dia, sebanyak 100 nakes dari faskes yang ditunjuk menjadi tujuan vaksin telah dilatih menjadi vaksinator melalui kelas daring, November lalu. Ia mengatakan, mereka diminta melatih rekan-rekannya menjadi vaksinator pula.

(RTG)