Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara mengumumkan jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Sulawesi Utara mencapai 195,85 ribu orang atau 7,78 persen. Angka per September 2020 itu naik 3,48 ribu orang dari kondisi Maret 2020 yang sebesar 192,37 ribu orang atau 7,62 persen.
“Jika dibandingkan dengan September tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin naik sebanyak 7,25 ribu orang,” kata Plt Kepala BPS Sulut, Norma Regar, melalui Rilis Profil Kemiskinan yang disiarkan secara virtual, hari ini.
Dilihat dari daerah tempat tinggal pada periode Maret 2020 – September 2020, penduduk miskin di daerah perkotaan dan di daerah perdesaan sama-sama mengalami
kenaikan. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik 2,86 ribu orang sedangkan di daerah pedesaan naik
0,62 ribu orang.
“Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 5,22 persen menjadi 5,31 persen. Untuk pedesaan naik dari 10,25 persen menjadi 10,64 persen,” tambahnya.
Meskipun naik, dijelaskan Norma bahwa selama periode Maret 2014 – September 2020, persentase penduduk miskin Sulawesi Utara selalu berada di bawah angka kemiskinan nasional, yaitu berada di kisaran 7,51 – 8,98. Persentase penduduk miskin tertinggi terjadi pada September 2015, sedangkan persentase terendah terjadi pada September 2019, yakni sebesar 7,51 persen.
“Persentase penduduk miskin Sulawesi Utara dan nasional pada periode 2014-2020 memiliki pola yang hampir sama. Perbedaan terjadi pada September 2015 dan Maret 2019, di mana persentase penduduk miskin Sulawesi Utara mengalami kenaikan sementara angka nasional menunjukkan penurunan,” ungkapnya.
Menurutnya, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih tinggi
dibandingkan komoditas non makanan. Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2020 adalah sebesar 77,02 persen. Kondisi ini tidak jauh berubah dibandingkan kondisi Maret 2020 yaitu sebesar 76,95 persen.
“Jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di pedesaan adalah beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang. Sementara komoditas non makanan yang
memiliki pengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan,” sebutnya.
(RTG)