Pasca Dicegat Israel, Greta Thunberg Ungkap Perlakuan Kejam dalam Tahanan

Foto yang dirilis Kementerian Luar Negeri Israel ini menunjukkan aktivis iklim Swedia Greta Thunberg (tengah) dan aktivis Brasil Thiago Avila (kanan), bersama aktivis lainnya, setelah Angkatan Laut Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza

Exposenews.id – Sebuah laporan mengejutkan datang dari Tel Aviv! Aktivis iklim legendaris asal Swedia, Greta Thunberg, baru saja mengungkapkan bahwa ia mengalami perlakuan buruk yang sangat memprihatinkan selama ia ditahan oleh pihak Israel. Insiden mengerikan ini terjadi setelah ia berani ikut serta dalam misi kemanusiaan untuk mengirim bantuan ke Gaza bersama para aktivis lain di dalam armada Global Sumud Flotilla. Yang membuat kita semua merinding, Thunberg dengan detail menceritakan bagaimana ia harus mendekam di dalam sel tahanan yang penuh dengan kutu kasur! Selain itu, ia sama sekali tidak mendapatkan cukup makanan dan air minum yang layak. Akibatnya, kejadian ini langsung memicu badai kecaman keras dari berbagai sudut komunitas internasional. Tekanan ini akhirnya memaksa Kementerian Luar Negeri Swedia untuk turun tangan dan segera bergerak memulangkan warganya.

Dehidrasi hingga Ruam: Kondisi Kesehatan yang Mengkhawatirkan

Lalu, seperti apa sebenarnya keluhan mendetail dari Greta? Seperti yang dilansir dari New York Post pada Sabtu (4/10/2025), kita bisa tahu bahwa Kementerian Luar Negeri Swedia secara resmi mengirimkan surel kepada orang tua Thunberg. Dalam surel tersebut, mereka menyampaikan kabar bahwa diplomat mereka telah berhasil bertemu langsung dengan aktivis berusia 22 tahun itu di tempat penahanannya. Sungguh mengejutkan, dalam surel itu pejabat Swedia mengutip keluhan Thunberg yang mengalami dehidrasi parah karena sengaja tidak diberi cukup makanan dan air. Bukan cuma itu, “Dia juga menyatakan bahwa dirinya mengalami ruam kulit yang gatal, yang sangat ia curigai disebabkan oleh kutu kasur yang berkeliaran di selnya,” tulis laporan e-mail itu, yang berhasil dilihat oleh The Guardian. Kemudian, laporan tersebut melanjutkan, “Ia juga bercerita tentang perlakuan kasar yang diterimanya dan mengungkapkan bahwa ia dipaksa duduk dalam waktu yang sangat lama di atas permukaan yang keras.”

Pelecehan dan Pemicu Gelombang Protes Internasional

Namun, ternyata masih ada lagi tindakan pelecehan yang ia alami! Thunberg juga mengaku bahwa para penahannya memaksanya untuk berpose di depan kamera sambil memegang sebuah bendera, meskipun tidak dijelaskan secara rinci bendera apa yang digunakan. Konon, ia bahkan sempat bertanya langsung kepada diplomat Swedia apakah foto-foto yang memalukan tersebut telah disebarluaskan ke media. Akibatnya, aksi tidak manusiawi ini langsung memicu gelombang protes besar-besaran di berbagai negara. Sebagai contoh, kita bisa lihat bagaimana pemerintah Kolombia mengambil keputusan ekstrem dengan mengusir seluruh diplomat Israel dari negaranya dan secara tegas memutus perjanjian perdagangan bebas dengan Tel Aviv.

Misi Kemanusiaan Greta Thunberg  yang Dituding sebagai Aksi Provokasi

Lalu, bagaimana sebenarnya kapal Greta bisa dicegat? Perlu kita ketahui, kapal yang ditumpangi Thunberg hanyalah satu dari lebih dari 40 kapal yang berhasil dicegat oleh pasukan Israel secara paksa pada Kamis lalu. Seluruh peserta konvoi kemanusiaan ini sebenarnya tergabung dalam Global Sumud Flotilla, sebuah aksi solidaritas internasional yang memiliki tujuan mulia untuk mengakhiri blokade Israel terhadap Gaza yang telah berlangsung lama. Di sisi lain, pihak Israel punya narasi yang sama sekali berbeda. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan tegas menyebut upaya bantuan kemanusiaan ini sebagai “kampanye delegitimasi terhadap Israel.” Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Katz, bahkan lebih jauh lagi dengan menuduh flotila ini sebagai “operasi Hamas yang terselubung.” Menariknya, ini bukan kali pertama Thunberg mencoba membantu Gaza; ia sebelumnya telah berpartisipasi dalam flotila pro-Palestina pada Agustus lalu yang nasibnya sama: dicegat sebelum mencapai pesisir Gaza.

Kesaksian Mata dan Upaya Diplomasi Swedia

Kesaksian dari aktivis lain yang hadir di lokasi justru semakin memperkuat dugaan penyiksaan. Seorang aktivis asal Turkiye, Ersin Celik, yang juga ikut dalam flotila itu, memberikan kesaksian yang benar-benar mengejutkan kepada kantor berita Anadolu. “Dengan mata kepala kami sendiri, kami melihat mereka menyeret Greta, mereka menarik rambutnya dengan kasar, memukulinya, dan bahkan memaksanya untuk mencium bendera Israel. Mereka sengaja melakukan segala hal mengerikan yang bisa dibayangkan hanya untuk memberikan peringatan bagi kami semua,” katanya dengan suara bergetar. Bukan hanya Celik, seorang jurnalis bernama Lorenzo D’Agostino juga menambahkan kesaksiannya yang tak kalah miris. Ia menuturkan bahwa setelah ditangkap, Thunberg “dibungkus secara paksa dengan bendera Israel dan dipertontonkan di depan umum seperti sebuah trofi perang.” Menanggapi krisis kemanusiaan ini, pemerintah Swedia pun mengambil langkah-langkah diplomatik yang tegas. Total, ada sembilan warga Swedia yang ikut ditahan karena berpartisipasi dalam flotila tersebut. Kedutaan Besar Swedia di Tel Aviv menyatakan bahwa pihaknya terus menjalin komunikasi intensif dengan otoritas Israel, terutama untuk membahas kemungkinan pemulangan segera ke Swedia. Selanjutnya, “Berdasarkan diskusi mendalam dengan para tahanan, kami juga secara khusus menekankan pentingnya perhatian medis yang serius untuk masing-masing tahanan,” demikian isi email yang dikirim kepada orang tua Thunberg. “Selain itu, kedutaan dengan tegas menegaskan bahwa makanan yang layak dan air bersih harus segera disediakan, dan semua tahanan harus diberi akses penuh untuk berkonsultasi dengan penasihat hukum Israel jika mereka menginginkannya,” lanjut pernyataan itu menegaskan.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com