Berita  

Angin Puting Beliung Porak-Porandakan 8 Desa di Sergai, 350 Rumah Rusak

Kondisi rumah warga yang rusak akibat diterjang angin puting beliung

MEDAN, Exposenews.id – Bencana alam dahsyat, berupa angin puting beliung, tiba-tiba menyapu delapan desa di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, pada Jumat (22/8/2025) malam. Akibatnya, tidak tanggung-tanggung, sebanyak 350 unit rumah warga mengalami kerusakan parah, mulai dari atap terbang hingga dinding roboh. Peristiwa mengerikan ini terjadi tepat saat masyarakat sedang beraktivitas sore hari, sehingga menimbulkan kepanikan massal di seluruh wilayah terdampak.

Kronologi Kejadian dan Respons Cepat Aparat

Lebih lanjut, Kapolres Sergai, AKBP Jhon Sitepu, dengan jelas memaparkan bahwa musibah mengerikan ini mulai terjadi sekitar pukul 19.30 WIB, yang diawali oleh hujan deras yang sangat lebat disertai petir yang menggelegar. “Jadi, dampak pasca hujan deras yang disertai angin puting beliung di wilayah hukum Polsek Teluk Mengkudu ini, rumah rusak berat dan ringan sebanyak 350 unit, dan yang patut disyukuri, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini,” tegas Jhon dalam keterangan tertulisnya yang dikeluarkan pada Minggu (24/8/2025). Menurutnya, kecepatan angin saat itu diperkirakan mencapai 80-100 km/jam, sehingga mampu menerbangkan benda-benda berat seperti atap seng dan papan reklame.

Tak lama setelah kejadian, pihak kepolisian bersama dengan pemerintah Kabupaten Sergai langsung bergerak cepat memberikan bantuan sembako dan dengan sigap membantu membersihkan puing-puing rumah warga yang terdampak bencana. Selain itu, tim SAR gabungan juga langsung diterjunkan untuk memastikan tidak ada warga yang tertimbun reruntuhan atau membutuhkan pertolongan medis darurat. “Selain bantuan materil, kami juga akan membantu bila mana ada dokumen yang berkaitan dengan kepolisian, contohnya surat-surat kendaraan. Kami siap membantu, silakan koordinasikan ke pihak pemerintah desa agar mereka melaporkan kepada kami,” tuturnya lagi dengan penuh komitmen.

Kepanikan dan Aksi Penyelamatan Diri Warga

Sementara itu, pada saat kejadian, ratusan warga di daerah terdampak pun dilaporkan berlarian keluar rumah dalam keadaan panik saat angin puting beliung menerjang dengan ganasnya. Suara gemuruh angin yang dahsyat disertai reruntuhan bangunan menciptakan suasana mencekam bagaikan adegan film bencana. Banyak warga yang hanya bisa menyelamatkan diri dengan pakaian seadanya, tanpa sempat menyelamatkan harta benda mereka yang lain.

Sebagai ilustrasi, salah seorang warga, Maharani (49), penduduk Desa Sialang Buah, dengan suara bergetar menceritakan bahwa angin menerjang dengan sangat kencang secara tiba-tiba saat ia sedang makan malam bersama anak-anaknya yang masih kecil. “Tiba-tiba saya mendengar suara gemuruh yang sangat keras, kemudian atap rumah bergetar hebat sebelum akhirnya terbang diterbangkan angin,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca. Akibatnya, atap seng rumahnya langsung terbang diterbangkan oleh angin kencang, membuat mereka ketakutan. “Saya bersama kedua anak langsung lari secepatnya ke atas jembatan Sialang Buah untuk berlindung karena tidak tahu harus pergi ke mana,” ungkap Maharani saat dihubungi melalui telepon seluler, pada hari Minggu (24/8/2025). Setelah angin puting beliung tersebut benar-benar berhenti, barulah Maharani memberanikan diri untuk pulang ke rumahnya yang sudah roboh dan basah oleh air hujan, menyisakan kenangan traumatis.

Dampak Kerusakan dan Upaya Pemulihan

Kerusakan yang ditimbulkan oleh puting beliung ini benar-benar luar biasa. Tidak hanya rumah penduduk yang mengalami kerusakan, tetapi juga fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dan jaringan listrik turut terdampak. Tim dari PLN harus bekerja ekstra keras untuk memperbaiki tiang-tiang listrik yang tumbang dan jaringan kabel yang putus agar aktivitas warga bisa kembali normal. Sementara itu, Dinas Sosial setempat telah mendirikan posko bantuan darurat untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal sementara.

Banyak warga yang hingga saat ini masih tinggal di rumah saudara atau tetangga karena rumah mereka tidak layak huni. Pemerintah setempat berjanji akan memberikan bantuan renovasi rumah bagi warga yang terdampak, meskipun prosesnya diperkirakan akan memakan waktu cukup lama mengingat banyaknya rumah yang rusak. Selain itu, trauma yang dialami warga, terutama anak-anak, juga membutuhkan pendampingan psikologis khusus agar mereka bisa kembali beraktivitas dengan normal.

Peringatan untuk Kesiapsiagaan Bencana

Di tempat yang sama, Mardiani (23), warga Sialang Buah lainnya, menambahkan kisah serupa bahwa banyak warga yang langsung keluar rumah secara serentak saat puting beliung menerjang karena merasa ketakutan. “Tiba-tiba atap rumah terbang tanpa ada peringatan, kami pun langsung lari sekuat tenaga ke jembatan. Sangat takut sekali kalau-kalau rumah roboh dan menimpa kami,” ujarnya dengan nada masih was-was. Pengalaman traumatis ini membuatnya dan warga lainnya kini lebih waspada terhadap perubahan cuaca yang ekstrem.

Oleh karena itu, bencana ini jelas menambah daftar panjang bencana alam yang telah melanda berbagai wilayah di Indonesia, dan sekaligus menunjukkan secara nyata perlunya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat secara menyeluruh dalam menghadapi situasi darurat yang bisa terjadi kapan saja. Para ahli meteorologi menyarankan agar warga selalu memantau peringatan dini cuaca dari BMKG dan menyiapkan rencana evakuasi yang jelas untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa depan. Pemerintah daerah juga diharapkan dapat meningkatkan sistem peringatan dini bencana dan melaksanakan simulasi tanggap darurat secara berkala untuk melatih kesiapan warga dalam menghadapi bencana alam.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com