Berita  

Heboh! Harga Bawang Merah di Madiun Melonjak Drastis

MADIUN, Exposenews.id – Siapa sangka, harga bawang merah di Kabupaten Madiun tiba-tiba naik dua kali lipat! Dari biasanya Rp 25.000 per kilogram, kini harganya meroket tajam menjadi Rp 50.000 per kilogram! Kenaikan ini langsung bikin heboh pedagang dan pembeli di Pasar Pagotan, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (8/8/2025).

Pekan lalu, harga masih di bawah Rp 40.000, tapi sekarang? Langsung melambung tinggi! Ningsih, salah satu pedagang di Pasar Pagotan, tak bisa menyembunyikan kekagetannya. “Ini mahal banget! Normalnya kan cuma Rp 25.000–Rp 30.000. Sekarang Rp 50.000? Naik dua kali lipat!” ujarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Tak hanya Ningsih, Sinem, pedagang bahan pokok lainnya, juga merasakan dampaknya. Penjualan bawang merahnya anjlok drastis karena harga yang terlalu tinggi. “Orang-orang sekarang cuma beli seperempat kilogram. Omzet saya langsung jeblok!” keluhnya. Sinem curiga, pasokan bawang merah ke pasar sedang sangat sedikit, belum lagi masa panen raya di sentra penghasil seperti Nganjuk belum tiba.

Pembeli pun ikut merasakan dampaknya. Anita, salah satu pelanggan di Pasar Pagotan, mengeluh, “Rp 50.000 per kilogram? Ini harga gila-gilaan! Kalau ada yang Rp 40.000, ukurannya kecil-kecil lagi.”

Masyarakat pun berharap pemerintah turun tangan. Mereka mendesak adanya intervensi, seperti pasar murah, agar harga bawang merah kembali terjangkau. “Kalau dibiarkan begini, rakyat kecil yang jadi korban,” ujar Anita.

Detail Lengkap Kenaikan Harga yang Bikin Resah

1. Lonjakan Harga yang Tak Terduga

Awalnya stabil di kisaran Rp 25.000–Rp 30.000, tiba-tiba harga bawang merah melesat ke Rp 50.000! Kenaikan ini terjadi dalam hitungan pekan. “Seminggu lalu masih sekitar Rp 38.000, sekarang langsung tembus Rp 50.000,” jelas Ningsih.

2. Dampak pada Pedagang: Omzet Anjlok!

Kenaikan harga langsung memukul perekonomian pedagang kecil. Sinem mengaku, “Dulu satu hari bisa jual 10 kg, sekarang cuma 2-3 kg. Itu pun dalam jumlah kecil.” Pembeli jadi lebih hemat, bahkan ada yang memilih tidak membeli sama sekali.

3. Penyebab: Pasokan Menipis, Panen Belum Tiba

Kenapa harga bisa naik gila-gilaan? Sinem menduga, stok di pasaran sedang sangat terbatas. “Biasanya pasokan dari Nganjuk lancar, tapi sekarang sepi,” ujarnya. Faktor lain adalah musim tanam yang belum memasuki masa panen raya, sehingga suplai masih minim.

4. Reaksi Pembeli: Ada yang Ngirit, Ada yang Ngamuk

Pembeli pun terpaksa menyesuaikan diri. Ada yang beli sedikit-sedikit, ada juga yang memilih tidak membeli. “Saya cuma butuh sedikit untuk bumbu, jadi belinya seperempat kilogram saja,” kata seorang ibu rumah tangga.

5. Desakan pada Pemerintah: Turun Tangan Sekarang Juga!

Masyarakat berharap pemerintah segera bertindak. “Harusnya ada operasi pasar atau subsidi agar harga stabil,” harap Anita. Jika tidak, harga bisa terus meroket dan makin memberatkan rakyat.