NUSANTARA, Exposenews.id – Proyek megah Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin panas! Pemerintah terus memacu pembangunan dengan mengerahkan ribuan tenaga kerja. Tak tanggung-tanggung, 3.000 pekerja konstruksi kini berjibaku menyelesaikan Tahap II pembangunan Ibu Kota Nusantara. Mereka tak hanya datang dari Kalimantan Timur, tapi juga merambah dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara.
Kenapa IKN Gagal Jadi Tuan Rumah HUT RI ke-80?
Kabar mengejutkan datang dari Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro. IKN dipastikan tidak akan menjadi lokasi utama perayaan HUT RI ke-80 pada 17 Agustus 2025! Alasan utamanya? Pemerintah memilih fokus menyelesaikan infrastruktur vital di IKN. Presiden Prabowo Subianto pun akan memimpin upacara di Jakarta, berbeda dengan tahun lalu saat Jokowi memilih IKN sebagai lokasi perayaan.
Fokus Total pada Infrastruktur
Staf Khusus Otorita IKN, Troy Pantouw, menegaskan keputusan ini sejalan dengan prioritas pembangunan. “IKN sedang dalam fase krusial Tahap II. Semua sumber daya dikerahkan untuk memastikan proyek selesai tepat waktu,” jelasnya. Proyek yang sedang dikebut antara lain:
Jalan utama: Pembukaan dan pengerasan akses transportasi.
Gedung legislatif & yudikatif: Pondasi dan struktur awal.
Fasilitas pendukung: Infrastruktur penunjang kehidupan di IKN.
Efisiensi Anggaran Jadi Pertimbangan
Selain fokus pembangunan, penghematan anggaran juga menjadi alasan kuat. Troy menambahkan, “Ini sejalan dengan kebijakan efisiensi. Jakarta lebih mudah dikordinasi secara efektif dan hemat.” Meski begitu, semangat kemerdekaan tetap hidup di Ibu Kota Nusantara.
Upacara Lokal Tetap Berlangsung?
Meski tak jadi tuan rumah nasional, Otorita Ibu Kota Nusantara masih membuka peluang penyelenggaraan upacara skala lokal. Troy menyebut, “Kami akan berkoordinasi dengan Setneg. Apalagi sudah ada 1.200 ASN dan 3.000 pekerja yang aktif di sini.”
Kehadiran ribuan pekerja dan ASN membuktikan Ibu Kota Nusantara bukan sekadar wacana. Mereka adalah tulang punggung yang mewujudkan mimpi ibu kota masa depan Indonesia. Pembangunan mungkin belum rampung, tapi semangat kolaborasi dan kerja keras terus menyala.