YOGYAKARTA, Exposenews.id – Nelayan di Pelabuhan Sadeng, Girisubo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sedang menghadapi mimpi buruk! Harga benih bening lobster (BBL) yang dulu melambung tinggi kini terjun bebas. Bayangkan, dari Rp 40.000 per ekor, harganya merosot tajam hingga hanya Rp 2.000 per ekor!
“Ini Bukan Main-Main Pengusaha, Tapi Pasar yang Berubah!”
Sarpan, Ketua Kelompok Nelayan Sadeng, membantah isu bahwa penurunan harga ini akibat permainan para pengusaha besar. Menurutnya, fluktuasi harga terjadi secara alami. “Tahun 2023, harga BBL masih Rp 40.000. Lalu turun ke Rp 9.000, Rp 7.000, dan sekarang Rp 2.000 per ekor pada Mei 2025,” jelasnya.
Sarpan juga mengungkapkan bahwa Vietnam mungkin menjadi salah satu penyebabnya. “Katanya, hanya Vietnam yang bisa mengolah BBL. Kalau pasokan ke sana kebanyakan, harga pasti anjlok,” tambahnya.
Lobster Melimpah, Tapi Hanya Jenis Ini yang Dicari!
Nelayan dengan mudah menemukan lobster di pantai selatan, tetapi pasar hanya menerima beberapa jenis tertentu. “Yang dicari cuma Lobster Pasir dan Mutiara. Jenis lain seperti Batu, Bambu, atau Baladewa tidak diminati,” ungkap Sarpan.
Lalu, bagaimana cara membedakannya? “Lihat sungutnya! Lobster Pasir punya satu sungut biru, sedangkan Mutiara punya dua,” jelasnya sambil menambahkan bahwa cuaca sangat memengaruhi hasil tangkapan. “Kalau cuaca bagus, bisa dapat ratusan ekor. Tapi kalau buruk, cuma belasan,” katanya.
Harga Lobster Dewasa Juga Turun, Nelayan Terpukul!
Tidak hanya benih, harga lobster dewasa ikut merosot. “Lobster super yang biasanya di atas Rp 1 juta per kg, sekarang cuma Rp 800.000,” keluh Sarpan. Hal ini tentu membuat pendapatan nelayan semakin terpuruk.
Kuota BBL Gunungkidul Hampir Habis, Tapi Masih Ada Tambahan!
Wahid Supriyadi, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Gunungkidul, memberikan kabar terbaru. “Hingga 7 Juli 2025, BBL yang tercatat ke Balai Besar Perikanan Air Payau Situbondo sudah 504.295 ekor. Kuota awal 519.000, tapi sudah ditambah 78.000,” paparnya.
Dengan kondisi ini, para nelayan berharap ada kebijakan yang bisa menstabilkan harga. “Kami butuh dukungan agar usaha kami tetap bertahan,” harap Sarpan.