Rusia Gempur Ukraina Habis-habisan! Damai? Tidak Ada! Kyiv Terbakar

MOSKWA, Exposenews.id – Setelah menghujani Kyiv dengan drone dan rudal sepanjang Kamis (3/7/2025) malam hingga Jumat (4/7/2025), Rusia secara terang-terangan menolak negosiasi damai. Kremlin, lewat juru bicaranya Dmitry Peskov, menyatakan bahwa solusi diplomatik tidak lagi memungkinkan. “Kami lebih suka selesaikan konflik lewat jalur politik, tapi kalau tidak bisa, operasi khusus akan terus berjalan,” tegas Peskov.

Kyiv Jadi Neraka! Kebakaran di Mana-mana

Ibu kota Ukraina itu benar-benar berubah jadi zona perang. Kebakaran hebat melalap sejumlah wilayah setelah serangan besar-besaran Rusia. “Asap hitam mengepul dari gedung-gedung yang hancur,” lapor RT, mengutip saksi mata. AFP mencatat, dalam satu malam saja, Rusia meluncurkan 550 drone dan rudal ke Ukraina!

Tymur, warga Kyiv yang pernah merasakan serangan sebelumnya, mengaku ini yang terparah“Ledakannya begitu banyak, belum pernah separah ini,” ujarnya kepada AFP. Angkatan Udara Ukraina pun membenarkan, serangan ini yang terbesar sejak perang dimulai! Dari total serangan, 539 drone dan 11 rudal berhasil diidentifikasi. Namun, pertahanan udara Ukraina hanya bisa menjatuhkan 268 drone dan 2 rudal.

Zelensky Panik, Trump Diam!

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky langsung beraksi. Dia berharap bisa berbicara dengan Presiden AS Donald Trump pada Jumat untuk meminta tambahan senjata. “Kami setuju perkuat pertahanan udara,” kata Zelensky usai telepon dengan Trump. Tapi, Trump sendiri mengaku percakapannya dengan Putin tidak membuahkan hasil.

Sementara itu, Kremlin bersikeras bahwa Rusia tetap fokus pada tujuan awal: menghancurkan ancaman di perbatasan“Kami tidak akan berhenti sampai akar konflik selesai,” tegas mereka. Zelensky pun geram. “Rusia buktikan mereka tidak mau damai!” serunya di media sosial. Dia juga mendesak AS untuk lebih keras menekan Moskwa.

Eskalasi Meningkat, Rekor Serangan Terpecahkan!

Serangan semalam hanya puncak dari eskalasi yang terus memanas. AFP mencatat, Rusia bahkan memecahkan rekor serangan pada Juni lalu, saat pembicaraan damai mentok. Ukraina khawatir, bantuan militer AS bisa terhambat, padahal itu kunci pertahanan mereka.

Uni Eropa pun turun tangan. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mendesak 27 negara anggota untuk segera bertindak“Ini sinyal jelas, Rusia tidak akan berhenti,” tegasnya.

Gencatan Senjata? Hanya Mimpi!

Upaya AS untuk gencatan senjata ternyata mentah lagi. Delegasi kedua negara terakhir bertemu sebulan lalu, hanya sepakat tukar 1.000 tahanan perang. Kabarnya, pertukaran tawanan baru terjadi Jumat ini, tapi perang tetap berkecamuk.

Dengan serangan semakin gila, Ukraina terpaksa bertahan sekuat tenaga. Zelensky terus meminta bantuan, sementara Rusia tunjukkan taringnya. Satu hal yang pasti: damai masih jauh dari kenyataan.

Baca Juga: Duka Terdalam! Mahasiswa Tewas Dihantam Ban Meledak