MEDAN, Exposenews.id – Aksi brutal delapan anggota geng motor mengguncang warga Medan. Mereka membegal seorang pria yang sedang membonceng anaknya di Jalan PDAM Tirtanadi, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan. Tanpa rasa takut, para pelaku memepet korban, mendorongnya hingga terjatuh, lalu mengancam dengan senjata tajam berupa kelewang.
Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan, menjelaskan kronologi kejadian saat konferensi pers di Polsek Sunggal, Senin (30/6/2025). Menurutnya, peristiwa ini terjadi pada Senin (16/6/2025) sekitar pukul 03.30 WIB. Bambang, sang korban, sedang membawa pulang anaknya ketika para pelaku tiba-tiba mengecutnya dengan beberapa sepeda motor.
Baca Juga: Tambang Pasir Besi Ilegal di Purworejo Kembali Beroperasi, Warga Resah
Refleks, Bambang melemparkan kunci motornya ke semak-semak, berharap bisa menggagalkan aksi pencurian. Namun, para pelaku tak gentar—mereka mengancam dan memaksanya memungut kembali kunci itu. Begitu kunci berada di tangan mereka, motor korban pun dibawa kabur dengan brutal, meninggalkan Bambang dan anaknya dalam keadaan shock.
AKP Budiman Simanjuntak, Kanit Reskrim Polsek Sunggal, menekankan bahwa meski korban selamat tanpa luka fisik, dampak psikologisnya tak bisa dianggap enteng. “Secara fisik memang tidak terluka, tapi trauma seperti ini biasanya lebih sulit sembuhnya,” jelasnya sambil menambahkan bahwa Bambang langsung melapor ke polisi begitu kejadian. Tak main-main, tim penyelidik pun langsung bergerak cepat mengusut kasus ini.
Dua Pelaku Tertangkap, Motifnya Mengejutkan
Hasil penyelidikan membuahkan hasil. Pada Selasa (24/6/2025), polisi berhasil menangkap dua dari delapan pelaku, yaitu ABS (17 tahun) dan Rivaldo Sihombing (20 tahun), di Jalan Orde Baru, Desa Mulirejo. Keduanya merupakan anggota geng motor RNR yang dikenal kerap berulah.
“Dari pengakuan mereka, teman-temannya yang lain sudah menjual motor korban. Mereka masing-masing mendapat Rp 200.000,” ungkap Budiman. Yang lebih mencengangkan, pelaku diduga kuat membelanjakan uang hasil begal itu untuk membeli ekstasi.
“Hasil tes urine keduanya positif mengandung narkoba,” tambahnya. Fakta ini semakin mempertegas betapa bahayanya jaringan geng motor yang tidak hanya meresahkan, tetapi juga terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
kunjung laman AATOTO
Enam Pelaku Masih Buron, Sanksi Harga Menanti
Sementara dua pelaku sudah diamankan, enam lainnya masih menjadi buruan polisi. Rivaldo dan ABS kini mendekam di tahanan dengan jeratan Pasal 351 Ayat 2 serta Pasal 170 Ayat 2 subsider Pasal 358 ke-2e KUHP.
Kepolisian mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan segera melaporkan aktivitas mencurigakan. Polisi juga memastikan akan terus memburu para pelaku yang masih buron hingga tuntas.
Kronologi Lengkap dari Korban
Dalam wawancara eksklusif, Bambang menceritakan detik-detik mengerikan itu. “Mereka datang tiba-tiba, memepet motor saya sampai terjatuh. Anak saya langsung menangis ketakutan,” ujarnya dengan suara bergetar.
Ia mengaku sempat melawan dengan membuang kunci motor, tapi ancaman senjata tajam membuatnya tak berkutik. “Saya terpaksa mencari kunci itu karena mereka mengancam akan menyakiti anak saya,” lanjut Bambang.
Pengamat kriminologi, Dr. Arifin Siregar, menyoroti hubungan erat antara geng motor dan narkoba. “Ini lingkaran setan. Mereka beraksi untuk dapat uang cepat, lalu beli narkoba. Efek narkoba membuat mereka semakin brutal,” paparnya.
Ia mendesak penegakan hukum yang lebih tegas, termasuk rehabilitasi bagi pelaku yang masih di bawah umur. “Penanganan harus holistik, mulai dari penindakan hingga pencegahan,” tegasnya.
Merespon kasus ini, Kapolrestabes Medan memastikan akan menggencarkan operasi gabungan. “Kami tidak akan tolerir aksi premanisme dan narkoba. Semua pelaku akan kami tindak tegas,” tegas Gidion.
Polisi juga berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan tokoh masyarakat untuk memantau aktivitas geng motor. “Kami butuh dukungan warga untuk memutus mata rantai kejahatan ini,” imbuhnya.