BANYUWANGI, Exposenews.id – Seorang remaja berinisial SH (16) asal Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, ditemukan tewas setelah hanyut di Sungai Badeng pada Sabtu (28/6/2025). Pencarian yang menegangkan akhirnya berakhir tragis ketika nelayan melaporkan penemuan jasadnya di Pantai Badean, Kecamatan Blimbingsari—sekitar 25 kilometer dari lokasi awal ia tercebur.
Tim SAR Banyuwangi langsung bergerak cepat setelah mendapat laporan dari nelayan setempat. Wahyu Setya Budi, Kepala Pos SAR Banyuwangi, menjelaskan, “Kami segera mengevakuasi korban ke posko dan memastikan identitasnya melalui konfirmasi keluarga.” Setelah dipastikan sebagai SH, jenazahnya dibawa ke rumah duka, dan operasi pencarian resmi ditutup.
Kronologi Kejadian yang Memilukan
Sebelumnya, SH dan ayahnya sedang menaiki sepeda motor menyusuri bantaran Sungai Badeng yang meluap setelah banjir menerjang Dam Sardi. Debit air yang tinggi dan arus berwarna coklat pekat membuat tanah di tepian sungai tiba-tiba longsor. Tanah yang mereka pijak pun ambrol, dan keduanya tercebur bersama kendaraan.
Baca Juga: Wisatawan Malaysia Terseret Arus Saat Menyelam di Gili Lawa Labuan Bajo
Ayah SH berhasil selamat karena berpegangan pada dahan kokoh, sementara SH sempat mencoba bertahan dengan memegang akar tanaman. Sayangnya, arus deras sungai yang ganas langsung menyapu tubuhnya. “Ayahnya berusaha menolong, tapi sungai terlalu kuat untuk dilawan,” jelas Kapolsek Songgon, Pudji Wahono.
kunjungi Laman AATOTO
Dampak Banjir dan Peringatan untuk Warga
Musim hujan yang ekstrem membuat Sungai Badeng kerap meluap dengan arus ganas. Peristiwa ini seharusnya menjadi peringatan keras bagi warga agar tidak mendekati sungai saat banjir. Tim SAR dan pihak berwenang juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan, terutama di area rawan longsor dan banjir bandang.
Proses Evakuasi yang Penuh Tantangan
Mencari SH bukanlah hal mudah. Arus sungai yang deras membawa jasadnya hingga ke pesisir Pantai Badean, yang jaraknya sangat jauh dari lokasi kejadian. Nelayan setempat menjadi pihak pertama yang melihat dan melaporkan penemuannya. Tim SAR kemudian bekerja sama dengan warga untuk membawa jenazah ke darat.
Keluarga SH harus menerima kenyataan pahit setelah berharap anak mereka selamat. Meski pencarian berakhir tragis, setidaknya mereka bisa memulangkan jasadnya untuk dimakamkan dengan layak. Proses evakuasi yang cepat dan tepat dari Tim SAR sedikitnya meringankan beban keluarga.
Kejadian ini mengingatkan kita semua bahwa alam bisa berubah sangat berbahaya dalam sekejap. Kecerobohan sekecil apa pun—seperti nekat melintas di tepi sungai saat banjir—bisa berakibat fatal. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan bisa meningkatkan sosialisasi dan pemasangan rambu peringatan di lokasi rawan bencana.