AS dan Israel Serang Iran, Harga Minyak Bisa Melonjak hingga 130 Dollar AS Per Barrel

(Eksklusif – Exposenews.id)

JAKARTA, Exposenews.id — Ketegangan di Timur Tengah memanas setelah Amerika Serikat (AS) secara resmi terlibat dalam konflik antara Iran dan Israel. Aksi serangan udara AS ke sejumlah fasilitas nuklir Iran memicu kekhawatiran pasar global, sehingga harga minyak dunia berpotensi melambung hingga 130 dollar AS per barrel. Jika ini terjadi, inflasi AS bisa meroket mendekati 6% pada akhir 2025.

Sebelumnya, Oxford Economics, firma penasihat ekonomi ternama, telah memprediksi tiga skenario dampak konflik Iran-Israel. Namun, analisis ini dibuat sebelum AS benar-benar ikut campur. Reuters melaporkan, Minggu (22/6/2025), skenario pertama adalah de-eskalasi, di mana kedua negara berhasil meredakan ketegangan. Skenario ini dianggap paling ringan dan tidak berdampak signifikan pada harga minyak.

Skenario kedua jauh lebih serius. Jika Iran menghentikan total produksi minyaknya dan menutup Selat Hormuz—jalur vital pengapalan minyak global—harga minyak pasti meroket. Oxford Economics menegaskan, skenario ini akan mengguncang pasar energi dunia.

Namun, skenario ketiga adalah yang paling mengkhawatirkan. Jika konflik meluas dan mengganggu pasokan minyak secara global, harga bisa mencapai 130 dollar AS per barrel. Saat ini, harga minyak mentah sudah naik 18% sejak 10 Juni lalu, menyentuh 79,04 dollar AS per barrel per Kamis (19/6/2025).

Dampak pada Perekonomian Global

Lonjakan harga minyak hingga level tersebut akan memicu inflasi tinggi di AS dan negara-negara pengimpor minyak. Jamie Cox, Mitra Pengelola di Harris Financial Group, memperkirakan harga minyak akan langsung melonjak setelah AS menyerang Iran. Namun, ia optimis kenaikan ini bisa bersifat sementara jika Iran memilih jalan damai.

“Dengan serangan AS yang menghancurkan fasilitas nuklirnya, Iran kehilangan leverage. Mereka mungkin akan terdorong untuk berunding,” ujar Cox.

Meski begitu, para ekonom memperingatkan bahwa kenaikan harga minyak yang tajam bisa merusak pertumbuhan ekonomi global yang sudah rapuh. Apalagi, sebelumnya dunia sudah terbebani oleh perang dagang AS-China dan tekanan inflasi.

baca juga: TRUMP BONGKAR RAHASIA! AS TAK KUASA HENTIKAN SERANGAN ISRAEL KE IRAN, INI KATA DUNIA

Konflik Iran-Israel kini memasuki hari kesepuluh. Ketegangan semakin memuncak setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan udara ke tiga situs nuklir Iran: Fordow, Natanz, dan Esfahan.

Melalui Truth Social dan akun X-nya, Trump menyatakan semua pesawat tempur AS telah kembali dengan selamat. “Serangan berhasil, semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan aman,” tulisnya.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Pasar kini menunggu reaksi Iran. Jika Teheran membalas atau menutup Selat Hormuz, krisis energi global bisa terjadi. Namun, jika diplomasi berjalan, harga minyak mungkin stabil.

Satu hal pasti: dunia sedang menahan napas. Setiap langkah AS, Israel, dan Iran akan menentukan masa depan stabilitas energi dan ekonomi global.