BPJAMSOSTEK Manado Sosialisasikan Inclusive Job Center kepada Puluhan Disabilitas

banner 120x600

Exposenews.id, MANADO – BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Manado mensosialisasikan program Inclusive Job Center dan Portal Locker kepada puluhan penyandang disabilitas di Manado, Selasa (17/12/2024). Program ini merupakan upaya BPJAMSOSTEK Manado yang juga bagian dari program Perlindungan Sosial.

Kepala BPJAMSOSTEK Manado, Sunardy Syahid menjelaskan, Inclusive Job Center adalah program yang dimandatkan Pemerintah kepada BPJAMSOSTEK dalam rangka pemberdayaan penyandang disabilitas. Job locker ini mudah diakses penyandang disabilitas.

Di mana, BPJAMSOSTEK akan menghubungkan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan.

“Ini merupakan pusat ketenagakerjaan inklusif, wadah platform yang mempertemukan pemberi kerja dan penyandang disabilitas,” ujar Sunardy.

IJC diharapkan bisa menghilangkan hambatan akses dan membuka peluang sehingga penyandang disabilitas memiliki akses lebih luas ke dunia kerja.

“Selama ini memang diakui akses informasi terkait kebutuhan tenaga kerja kepada kaum disabilitas sangat terbatas. Dengan IJC ini, diharapkan bisa menjadi salah satu solusinya,” kata Sunardy.

Katanya, sesuai amanat UU, pemberi kerja waktu memberi kuota pekerja disabilitas sebesar 1 persen untuk sektor swasta. Sementara sektor pemerintah 2 persen.

Inclusive Job Center mempertemukan disabilitas pencari kerja dengan pemberi kerja dari berbagai sektor.

“Bersamaan dengan itu, kami mengedukasi terkait perlindungan jaminan sosial tenaga kerja bagi kaum disabilitas,” jelasnya.

Plh Kabid Pelatihan dan Penempatan Tempat Kerja Disnakertrans Sulut Purwanto mengatakan terbatasnya akses membuat angka pencari kerja dari kalangan disabilitas sangat kurang. Itu tergambar dari pengambil formulir AK1 (Pencari Kerja) di Disnaker yang dapat dihitung dengan jari.

“Kalaupun ada paling banyak disabilitas berusia di atas 40 tahun,” katanya.

Karena itu pihaknya mendukung program BPJAMSOSTEK ini agar pencaker disabilitas terfasilitasi. Dampaknya dapat mengurangi angka pengangguran daerah.

“Ini kan jadi upaya kita bersama dalam mengurangi angka pengangguran,” sebut Purwanto.

Theodorus Temmy Poluan Ketua Pertuni Sulut mengungkapkan, selama ini akses pekerjaan dan pelatihan bagi disabilitas belum inklusif.

“Paling banyak hanya ada di SLB. Kami berupaya untuk mendapatkan hak kami atas pendidikan pelatihan. Kalaupun kami punya keterbatasan kami tak mau dibatasi itu tekad kami,” katanya.

Ia bersyukur, adanya ICJ memperluas akses bagi penyandang disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan. “Semoga banyak di antara kami yang terbantu lewat program ini,” katanya.

Sejauh ini, berdasar data, baru dua perusahaan swasta yang memberi ruang seluas-luasnya bagi disabilitas yakni Alfamart dan Alfamidi.

Alfmarat telah mempekerjakan 26 pekerja disabilitas dan masih membuka peluang bagi 50 orang lagi di seluruh Sulawesi Utara.

Sedangkan Alfamidi, mempekerjakan 16 orang disabilitas dan membutuhkan sampai dengan 120 orang lagi untuk ditempatkan di berbagai gerai dan gudang di Sulawesi Utara.

(RTG)