Mitra  

Petugas PLN ULP Ratahan Diduga Sembarang Cabut Meteran Listrik Seorang Warga Tombatu

Ilustrasi
banner 120x600

Exposenews.id, MANADO – Oknum petugas PLN ULP Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) diduga sembarang cabut meteran pelanggan di Desa Tombatu, Mitra. Diketahui kejadian ini terjadi di rumah Frans J. Gosal (74), warga Desa Tombatu, pada 4 Oktober 2023.

Anak Frans Gosal, Victor Gosal menjelaskan pada 4 Oktober lalu dua orang petugas PLN bernama Petugas nama F. Kojongian dan T. Rumbayan datang mencabut meteran di rumahnya. Menurut Victor, alasan pencabutan meter karena nama yang tertera di meteran tidak terinput di sistem PLN.

“Alasan ini yang buat saya bingung karena meterannya sudah terpasang sejak 2016. Kami terus membayar tagihan listrik setiap bulannya. Kenapa baru sekarang mereka datang cabut kalau tidak terinput di meteran rumah kami itu,” kata Victor kecewa.

Victor bilang kedua petugas juga bilang nama di meteran bukan nama orang tuanya namun nama orang lain yang meterannya terdaftar di tempat lain. Kejanggalan ini pun dikritisi Victor.

“Waktu pemasangan pertama tahun 2016 yang pasang petugas PLN bernama Joni Gosal. Dia meminta uang dan langsung kami bayarkan. Yang aneh, saat mau bayar tagihan listrik nama yang tertera di meteran bukan nama papa saya tapi nama Reaksi Mokalu. Nah saya tanya ke Joni Gosal dia bilang enggak apa-apa, makanya kami bayar-bayar terus tagihan listriknya,” sebut Victor.

Victor heran PLN baru bilang nama meteran double saat datang cabut meter. Itu pun yang dia tahu PLN mesti memberikan surat teguran dulu karena dalam hal ini dia dan keluarga jadi korban oknum petugas PLN yang memasang awal meteran itu.

“Yang saya tahu ada mediasi, ini tiba-tiba cabut dan kasih berita acara. Yang ada di rumah waktu itu cuma orang tua saya. Mereka pesannya datang menghadap di PLN ULP Ratahan,” jelasnya.

Victor meminta adiknya menghadap ke pimpinan PLN ULP Ratahan, dan hasilnya disuruh bayar hampir Rp3 juta untuk pemasangan baru dan lain-lain. Saat dijelaskan kepada pimpinan PLN setempat, dia malah menyuruh adik untuk minta pertanggungjawaban Joni Gosal, yang ternyata sudah pensiun dari PLN.

“Walau ada pertimbangan untuk angsur membayar, kami belum terima karena kami cuma korban. Kenapa harus bayar segitu banyaknya, papa kami hanya petani kecil mau dapat uang dari mana?” tambahnya.

Selain itu, PLN ULP Ratahan seakan tidak mau membantu pelanggannya yang jadi korban penipuan oleh eks pegawai PLN setempat. Menurut Victor, ada unsur dugaan lepas tangan dari PLN.

“Adik saya sudah mencoba meminta keringanan untuk dikurangi biaya pemasangan barunya tapi dijawab harganya sudah begitu padahal kami itu korban yang sangat kaget dengan pencopotan meteran. Anehnya, kalau mau dipasang meteran baru, yang mereka mau pasang yang prabayar (token) dan daya jadi 900 watt, padahal yang kami punya pascabayar dan daya 450 watt. Saya menduga upaya ini untuk ganti ke meteran prabayar. Kalau pun memang iya kenapa gak bilang baik-baik,” ungkapnya.

Sementara, Manager PLN ULP Ratahan Lutfi mengaku hanya sebagai pegawai PLN yang menjalankan tugasnya. Menurutnya, pelanggan yang dimaksud harus meminta pertanggungjawaban oknum eks petugas PLN yang dimaksud.

“Terus terang saya tidak kenal dengan Joni Gosal karena saya baru ditempatkan di Ratahan Mei 2023. Jadi pelanggan harus mencari oknum tersebut,” kata Lutfi.

Dikatakan Lutfi bahwa meteran Frans Gosal tidak terdaftar di sistem PLN. Dan nama yang tertera adalah Reaksi Mokalu, yang terdaftar sebagai pelanggan di Tombatu 3.

“Makanya petugas kami lakukan pencabutan,” jelas Lutfi.

Lutfi bilang untuk pembayaran sudah seperti itu. Pihaknya sudah memberikan keringanan untuk diangsur.

“Angkanya sudah begitu, tapi kan pembayarannya dapat diangsur per bulan saat pembayaran listrik setiap bulan,” jelasnya.

Soal, penggantian jadi meteran prabayar, dia mengaku itu juga sudah aturan. Dia membantah pencabutan meteran tersebut adalah upaya untuk mengganti jadi meteran prabayar.

“Enggak ada seperti itu. Aturannya memang seperti itu pasang baru ke prabayar dan wattnya 900, karena 450 watt itu subsidi” ujarnya.

(RTG)