Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Sudah waktunya perekonomian daerah dibangkitkan lagi setelah tergoncang akibat pandemi covid. Ini yang juga menjadi fokus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulutgomalut supaya ekonomi Sulawesi Utara dipulihkan, sebagaimana juga yang sudah dicanangkan pemerintah pusat dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Kepala OJK Sulutgomalut Slamet Wibowo menuturkan perbankan milik pemerintah sudah mendorong pemulihan ekonomi daerah dengan program subsidi bunga maupun ditempatkannya dana dari pemerintah di bank-bank himbara. Semuanya diperuntukkan bagi nasabah yang terdampak covid.
“Bank-bank milik pemerintah di Sulawesi Utara sampai sekarang ini telah menyalurkan kredit Rp261 miliar yang berasal dari penempatan dana pemerintah. Penyaluran itu ialah upaya kita memulihkan ekonomi nasional,” ujar Slamet Wibowo, saat didampingi Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan, Ambrocius Lalopua, Senin (24/8).
Dijelaskan Slamet bahwa kredit yang disalurkan tersebut sebagian besar dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat atau KUR.
Selain KUR, subsidi bunga jadi program memacu perbaikan ekonomi. Di mana debitur dengan kredit di bawah Rp500 juta mendapat subsidi bunga 6% untuk tiga bulan pertama dan 3% untuk tiga bulan berikutnya.
“Untuk kredit di atas Rp500 juta, mendapat subsidi bunga 3% untuk tiga bulan pertama dan 2% untuk tiga bulan berikutnya,” papar Slamet.
Karena itu OJK mendukung IJK di Sulut untuk segera merealisasikan subsidi bunga tersebut agar dapat segera dirasakan oleh debitur yang terdampak. “Subsidi bunga 6% manfaatnya sangat besar,” ucapnya.
Terkait restrukturisasi kredit di Sulawesi Utara, untuk perbankan, nasabah yang terdampak sebanyak 45.918 rekening dengan outstanding Rp4,5 triliun. Dari jumlah tersebut, realisasi restrukturisasi sudah diberikan kepada 45.062 debitur dengan nilai 5,073 triliun atau mencapai 98%.
Sementara untuk Industri Keuangan Non Bank (IKNB), total nasabah yang terdampak sebanyak 99.821 rekening, dengan outstanding Rp3,5 trliun. Realisasi restrukturisasi sudah diberikan kepada 74.043 rekening dengan nilai Rp2,9 triliun.
Dan secara total, debitur yang terdampak sebanyak 119.105 rekening, dengan nilai Rp7,9 triliun. (RTG)