Exposenews.id, Manado – Kota Manado mengalami inflasi sebesar 0,25 persen secara month to month pada April 2023. Namun secara year on year, inflasi Manado cukup dalam yakni 3,86 persen.
“Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen dari 109,97 pada April 2022 menjadi 114,21 di April 2023. Sementara untuk inflasi tahun kalender 2023 sebesar 1,16 persen,” kata Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra dalam penyampaian Berita Resmi Statistik, Selasa (2/5/2023).
Dari 11 kelompok pengeluaran di Kota Manado, kata Asim, secara year on year (yoy) delapan kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks. Kedelapan kelompok itu yaitu kelompok transportasi sebesar 14,33 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,72 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,98 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,72 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,19 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,07 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,57 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,52 persen.
“Dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya sebesar 1,29 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen. Sedangkan kelompok pendidikan cenderung stagnan,” ujar Asim.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada April 2023, antara lain: bensin sebesar 0,9761 persen, beras 0,7488 persen, angkutan udara 0,3766 persen, angkutan dalam kota 0,3165 persen, nasi dengan lauk 0,1324 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi yoy, antara lain cabai rawit sebesar 0,3100 persen, kangkung sebesar 0,1032 persen, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso 0,0835 persen, tomat 0,0768 persen, daging ayam ras 0,0755 persen.
“Sementara beberapa komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi mtm terbesar pada April 2023, antara lain angkutan udara sebesar 0,4042 persen; nasi dengan lauk 0,1278 persen; ikan selar/ikan tude 0,0737 persen; ikan malalugis/ikan sorihi 0,0613 persen; bawang merah 0,0302 persen; mie sebesar 0,0160 persen; tomat sebesar 0,0157 persen; beras sebesar 0,0156 persen; telur ayam ras 0,0130 persen dan ikan nike 0,0083 persen.
“Komoditas yang memberikan sumbangan/andil deflasi mtm terbesar adalah cabai rawit sebesar 0,4829 persen; ikan cakalang/ikan sisik 0,0503 persen; daging babi 0,0159 persen; cakalang diawetkan 0,0121 persen; besi beton 0,0104 persen; terong 0,0074 persen; anggur 0,0074 persen; daun paku/pakis 0,0070 persen; popok bayi sekali pakai/diapers 0,0064 persen dan ikan oci 0,0063 persen,” pungkas Asim.
(RTG)