Rajin Jadi Kaya Malas Pasti Miskin

Ilustrasi
banner 120x600

Exposenews.id, Manado – Selamat pagi. Renungan hari ini dikutip dari Renungan Harian Keluarga yang mengambil firman Tuhan dalam Amsal 10:3-4.

Ada peribahasa tua berkata: “rajin pangkal kaya, malas pangkal miskin.” Orang yang malas, tidak mau bekerja dan hanya membuang-buang waktu saja, dan sudah pasti akan jatuh miskin.

Berapapun kekayaan orang malas, tetap akan habis dan hilang lenyap. Dengan demikian, orang malas tidak akan menikmati hidup sejahtera, yang penuh berkat dan keselamatan kekal. Sebab orang malas akan jatuh oleh kebodohannya sendiri yang hidup berleha-leha.

Sebaliknya, orang rajin yang hidup benar di hadapan Tuhan, akan diberkati hidupnya, baik jasmani, rohani maupun secara materi. Karena Allah berkenan atas hidup orang rajin. Sehingga dia diberkati untuk dipakai menjadi berkat bagi banyak orang.

Orang rajin akan tumbuh sehat rohaninya dan diberkati jasmaninya. Orang malas mewarisi kehidupan orang fasik dalam kebodohannya sehingga membawa mereka menuju kehancuran. Karena dia sendiri fasik.

Sebab Allah tidak berkenan atas cara hidup orang malas. Orang malas adalah orang yang tidak tahu bersyukur dan bodoh. Mereka masa bodoh dan tak peduli dengan kehidupannya dan masa depannya. Sehingga dia merugikan dirinya sendiri dan orang yang ada di sekitarnya.

Itulah sebabnya, orang malas akan hidup miskin dan susah hidupnya. Mereka hidup tidak bijak dan lamban tangannya untuk bekerja dan berusaha. Mereka akan menuai kegagalan semata.

Orang malas pasti tidak hidup benar. Sebab orang benar pasti rajin bekerja dan berusaha serta berbuat baik, baik bagi dirinya maupun bagi sesamanya, apa terlebih kepada Tuhan.

Allah sekali-kali tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan. Justru mereka diberkati dengan limpahnya karena kebenaran yang dikerjakannya itu. Karena orang benar pasti hidup bijak dan berhikmat.

Orang benar pasti hidup bijak. Orang benar dan bijak pasti rajin. Orang yang demikianlah yang hidupnya berkenan kepada Allah yang pasti diberkati-Nya dalam segala hal, termasuk dikaruniakan Allah umur panjang. Karena perbuatan mereka yang menyenangkan hati-Nya.

Bahkan orang malas yang hidup fasik akan tenggelam dalam kebodohannya sendiri. Mereka akan menuai bukan hanya hidup yang miskin tapi juga kebinasaan hidup yang permanen. Menderita di bumi sampai selamanya.

Jadi, jauhilah kemalasan dan kefasikan. Sebaliknya, hiduplah rajin, benar dan bijak. Agar kita tidak ditolak Allah, tapi hidup berlimpah berkat dan kaya dalam segala hal, baik dalam hikmat, kerohanian maupun materi.

Demikian firman Tuhan hari ini.

“TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya. Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.” (ay 3, 4)

Pengalaman raja Salomo yang hendak dia bagikan kepada sesamanya adalah bahwa Allah sangat mengasihi orang yang hidup rajin, bijaksana dan benar di hadapan-Nya. Allah peduli kepada orang yang hidupnya benar. Dia pasti memberkati mereka dengan herannya.

Sahabat Kristus, Salomo adalah raja yang paling berhikmat sepanjang sejarah kehidupan manusia. Dia mengajarkan kepada kita apa yang pernah dia alami dan dia lakukan. Yakni bahwa jika kita hidup berhikmat dan benar dan bijaksana, kita akan menikmati berlimpah berkat. Kasih karunia Allah akan mengalir bagaikan hujan yang tiada hentinya.

Itu adalah pengalaman hidup pengamsal yakni Salomo. Dia telah menikmati masa kejayaannya sebagai raja. Sebab dengan hidup bijaksana dan berhikmat, dia meraih segalanya dalam hidupnya. Dia rajin bekerja dan berusaha dengan bijak dan hikmat dari Tuhan. Maka dia menikmati segalanya yang tidak dinikmati oleh orang lain baik di masanya, maupun hingga kini.

Selain bijak dan berhikmat, Salomo juga rajin. Salomo membuktikan bahwa adalah suatu hal yang tidak mungkin seseorang pemalas dan tidak mau bekerja kemudian berhasil dalam hidupnya. Apalagi diberkati Tuhan. Salomo membuktikan hidupnya tak cukup hanya berhikmat dan bijaksana saja. Tapi harus rajin bekerja. Kalau dia tidak bekerja, dia tidak mendapatkan kekayaannya seperti yang dia boleh nikmati dan miliki hingga batas akhir hidupnya. Bahkan hingga saat ini, dia membuktikan bahwa dia adalah raja yang kaya raya.

Teladan ataupun pengalaman Salomo ini haruslah kita contohi atau praktikkan dalam hidup kita. Sehingga kita hidup semakin dekat dengan Tuhan, karena hal itu menuntun hidup kita terus setia dan taat pada-Nya. Jika kita terus hidup bijaksana, benar dan rajin, maka Tuhan pasti menyertai dan memberkati kita serta membuat segala yang kita lakukan berhasil.

Semangat hari Senin. Hiduplah rajin, benar dan bijak. Tuhan Yesus memberkati slalu bersama keluarga. Amin.

(RTG)