Berita  

Profil Terduga Pelaku Pengebom SMAN 72: Pendiam, Sering Dibully, Doyan Video Gore

Exposenews.id – Terduga pelaku peledakan di SMAN 72, Kepala Gading, Jakarta Utara diketahui masih berusia 17 tahun. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, terduga pelaku merupakan siswa dari SMAN 72 Jakarta. Media mengonfirmasi kejadian ledakan kepada tiga orang siswa SMAN 72 yang datang ke Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih pada Jumat malam. Ketiganya yakni K (17), R (16) dan M (17) yang sedang menjenguk teman-teman mereka yang menjadi korban ledakan di sekolah.

Dugaan Kuat dari Teman Pelaku

K mengatakan, ia dan rekan-rekannya menduga pelaku adalah siswa yang fotonya tersebar sedang berada di dekat senjata usai peristiwa ledakan terjadi. Dugaan itu karena siswa tersebut satu-satunya yang berada di dekat senjata. Namun, ketiga siswa enggan mengungkap nama siswa yang dimaksud. K hanya mengatakan, terduga pelaku merupakan siswa kelas XII IPS. “Kenalnya dari TK. Dia lebih tua satu tahun di atas saya,” ujar K. Saat masih kecil siswa itu cukup ceria dan mereka sering bermain bersama. Namun, ketika sudah dewasa siswa tersebut dikenal pendiam. Meski begitu, K masih sering bertegur sapa dengan siswa tersebut.

Pertanyaan Mencurigakan Sebelum Ledakan

K mengungkapkan, kakak kelasnya itu sempat bertanya kepadanya soal kapan puncak peringatan Bulan Bahasa kepadanya. Kebetulan K memang bertugas sebagai pembawa acara tersebut pada 10 November 2025. “Dia nanya dua kali soal puncak bulan bahasa itu kapan kepada saya. Saat ditanya saya pun tak berpikir apa-apa. Cuma memberitahu kapan tanggalnya,” kata dia. K mengaku tidak tahu-menahu soal kabar siswa terduga pelaku peledakan itu kerap menjadi sasaran perundungan. Sebab, K tidak banyak kenal dekat dengan siswa kelas XII.

Sisi Lain yang Gelap: Korban Bully dan Hobi Mengerikan

Sementara itu menurut siswa lain, R (16), mengaku sempat beberapa kali mendengar kabar bahwa terduga pelaku sering menerima perundungan (bully) dari kawan-kawan sekelasnya. “Selama ini dengar kalau dia pernah di-bully. Dia juga terkenal pendiam. Dia sering di kelas aja,” kata Raka. “Tapi akhir-akhir ini kita tidak tahu apakah dia kena bully lagi atau tidak,” lanjut dia. Berdasarkan kabar yang didengar R dari sejumlah kawan sekelas terduga pelaku, yang bersangkutan memiliki kebiasaan menonton video gore. Video gore merupakan genre video yang menampilkan kekerasan fisik. “Dia suka nonton video gore kalau kata temen-temennya,” ungkap R.

Tiga Dentuman dan Suasana Mencekam di Masjid

Menurut siswa lainnya, N (16), ledakan di sekolahnya terjadi pada momen yang sangat sakral: tepat saat shalat Jumat akan digelar. “Tepatnya saat imam sedang berkhutbah,” ujarnya.

Saksi mata lain, M, yang berada di lokasi mengonfirmasi ia mendengar tiga dentuman keras selama peristiwa berlangsung. Dentuman paling keras dan mengguncang jelas berasal dari dalam masjid, sementara dua dentuman lainnya terdengar dari area sekitarnya. “Satu ledakan di masjid yang paling besar. Dua di sekitar masjid,” kata M menggambarkan situasi saat itu.

Momen itu menjadi sangat mencekam karena M bersama R sedang berada di dalam masjid saat ledakan terjadi. Beruntung, posisi mereka berdua berada di sisi yang jauh dari pusat ledakan yang ternyata terjadi di bagian tengah masjid.

Meski tidak berada di titik terdekat, M masih sempat mencium bau khas dari lokasi ledakan. Ia mendeskripsikan bau tersebut mirip dengan bau petasan. “Menurut saya kayak petasan dimodifikasi. Asapnya sangat banyak. Baumya kayak petasan,” ujar M.

Ia pun dengan yakin menambahkan, “Ledakan paling besar di tengah sebab korban paling parah yang saat ibadah itu ada di tengah masjid.” Pernyataan ini sekaligus mengonfirmasi mengapa korban luka paling parah justru berasal dari jamaah yang berada di area tengah masjid.

Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi di area SMAN 72 Kelapa Gading, Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB. Ledakan itu terjadi saat berlangsungnya shalat Jumat di masjid yang berada di area sekolah. Belum diketahui secara pasti penyebab ledakan itu. Sebanyak 55 korban sudah dilarikan ke RS Islam Jakarta dan RS Yarsi untuk mendapatkan tindakan medis.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com