Berita  

Dana Rp 1 M Program MBG Raib, Dapur SPPG Bandung Barat Tutup 10 Hari Setelah Dibuka

Exposenews.id – Baru sepuluh hari merasakan semangat berbagi, sebuah musibah digital yang mengguncang justru menghentikan total operasional Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Sungguh ironis, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulia ini harus terpaksa terhenti karena rekening lembaganya kehilangan dana operasional yang mencapai fantastis Rp1 miliar! Akibatnya, semua aktivitas berhenti total dan meninggalkan ribuan penerima manfaat dalam ketidakpastian.

Tragisnya, dana sebesar itu diduga lenyap begitu saja akibat sebuah aksi penipuan digital atau phishing yang secara cerdik menjerat sang Kepala SPPG. Pelaku memanfaatkan sistem perbankan sebuah bank BUMN untuk menjalankan aksinya. Sebagai pembaca, kita patut bertanya, bagaimana bisa modus yang sudah sering diingatkan ini masih berhasil menjebak pengelola dana penting?

Kronologi kasus ini pun mulai terungkap. Semuanya berawal pada Kamis, 31 Oktober 2025, ketika Kepala SPPG Pangauban, yang berinisial MC, menerima sebuah notifikasi mencurigakan dari aplikasi bank. Notifikasi itu memintanya untuk segera mengganti kata sandi. Tanpa menunggu lama, MC kemudian langsung menghubungi layanan chat yang ia yakini sebagai situs resmi bank. Tak berapa lama kemudian, seseorang yang dengan percaya diri mengaku sebagai petugas bank meneleponnya dan mengirimkan sebuah tautan untuk proses penggantian kata sandi tersebut.

Dalam percakapan yang berlangsung tegang itu, si “petugas bank” palsu secara sistematis meminta MC untuk memberikan sejumlah data penting terkait rekening institusi. Sayangnya, karena dilanda kekhawatiran bahwa dana lembaga akan diblokir, MC pun mengikuti semua instruksi tersebut tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut. Alhasil, kecerobohan inilah yang membuka jalan bagi penipu untuk menguras rekening.

“Benar kejadiannya persis seperti itu. Akibatnya, kami sekarang sama sekali tidak bisa beroperasi karena dana yang ada sudah terkuras habis oleh para penipu. Jelas sekali, ini merupakan bentuk kelalaian yang dilakukan oleh Kepala SPPG sendiri,” tegas Pemilik SPPG Pangauban, Hendrik Irawan, saat tim Exposenews.id mengonfirmasinya pada Senin (3/11/2025). Setelah transaksi mencurigakan itu berhasil, nomor telepon pihak yang mengaku dari bank tersebut sama sekali tidak bisa dihubungi lagi.

Kemudian, ketika MC memeriksa saldo melalui akun rekening banknya, ia pun langsung terkejut. Betapa tidak, dana sebesar Rp1 miliar telah raib tanpa jejak dan hanya menyisakan Rp12 juta yang tersisa di dalam rekening. Sungguh sebuah pukulan yang sangat berat bagi sebuah lembaga yang baru saja memulai perjalanannya.

Yang membuat situasi ini semakin menyedihkan, Hendrik mengungkapkan bahwa sejumlah pegawai, termasuk akuntan dan ahli gizi, sebelumnya sudah berulang kali mengingatkan MC agar selalu berhati-hati terhadap setiap panggilan telepon yang meminta data rahasia. Namun sayang, semua peringatan tersebut tidak diindahkan sama sekali, hingga akhirnya dana operasional pun habis tersedot sampai tersisa sedikit.

Lalu, Apa Dampak Mengerikan dari Kehilangan Dana Tersebut Terhadap Operasional MBG?

Bayangkan, SPPG Pangauban ini baru saja beroperasi selama 10 hari saja sebelum insiden naas ini terjadi. Dalam kurun waktu yang sangat singkat itu, dapur MBG sebenarnya telah sukses menyalurkan makanan bergizi untuk sekitar 3.500 penerima manfaat, yang terdiri dari siswa SD hingga SMA/SMK di wilayah Batujajar dan sekitarnya. Akan tetapi, setelah dana hilang, seluruh kegiatan produksi dan distribusi makanan pun terpaksa terhenti secara mendadak.

“Tentu saja kami merasa sangat kecewa berat karena tidak bisa beroperasi lagi. Padahal, seharusnya hari ini kami melakukan pembelian bahan makanan. Namun, karena dana sudah habis terkuras, kami terpaksa tidak bisa melanjutkan semua kegiatan ini,” tutur Hendrik dengan nada sedih.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa sedikitnya 53 pekerja yang biasanya dengan semangat menyiapkan menu makanan setiap hari, kini terpaksa harus dirumahkan untuk sementara waktu. “Para pegawai yang biasanya selalu semangat bekerja setiap hari, kini tidak bisa bekerja sama sekali karena musibah ini. Untuk semua penerima manfaat, kami juga mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya pribadi merasa sangat sedih atas kejadian ini,” imbuhnya dengan pelan.

Lantas, Bagaimana Langkah Hukum yang Sudah Ditempuh untuk Menangani Kasus Ini?

Di tengah keputusasaannya, Hendrik kemudian menjelaskan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian ini secara resmi ke Badan Gizi Nasional (BGN) dan telah mendapat arahan untuk segera menindaklanjutinya ke Bareskrim Polri. “Kami sudah melaporkan kejadian ini ke BGN dan hari ini saya pun masih berada di Bareskrim Polri untuk proses lebih lanjut. Semoga saja, bisa segera ada solusi terbaik buat permasalahan yang sangat pelik ini,” ungkapnya dengan harap.

Saat ini, proses pelaporan masih terus berlangsung. Kepolisian berjanji akan menelusuri setiap jejak digital dari transaksi mencurigakan tersebut serta mengungkap semua pihak yang terlibat dalam jaringan penipuan tersebut.

Sebagai penutup, Hendrik berharap dengan sangat agar kejadian serupa tidak terulang lagi di SPPG manapun. Ia juga secara khusus meminta agar pihak perbankan dapat meningkatkan sistem keamanannya serta memperbanyak edukasi tentang bahaya penipuan digital kepada seluruh nasabahnya. “Intinya, kami hanya menginginkan dana tersebut kembali agar kami bisa segera beroperasi lagi. Masih banyak sekali anak-anak yang dengan setia menunggu jatah makan dari dapur kami ini,” ujarnya menutup pembicaraan dengan penuh haru.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com