BMKG Peringatkan Siaga Banjir Kalteng Oktober-Desember, Simak 5 Titik Rawan

Foto udara kondisi banjir di Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Minggu (20/10/2024).

PALANGKA RAYA, Exposenews.id – Bersiaplah, warga Kalimantan Tengah! Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi memprediksi suatu ancaman serius; akibatnya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) akan menghadapi potensi banjir bulanan yang intensitasnya semakin menjadi-jadi dari Oktober hingga Desember 2025. Tanpa basa-basi lagi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng, Indra Wiratama, langsung menyoroti lima wilayah yang paling rentan. Sebagai informasi penting, kelima wilayah tersebut adalah Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, dan Seruyan; selanjutnya, wilayah-wilayah ini menjadi fokus utama karena diprediksi akan mengalami banjir dengan kategori waspada hingga siaga.

Zona Merah: Daerah Rawan yang Harus Diwaspadai

Melanjutkan pernyataannya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBPK Kalteng, Indra Wiratama, kembali menegaskan bahwa beberapa kabupaten di wilayah tengah dan selatan Kalteng diprediksi akan mengalami peningkatan curah hujan yang signifikan. Akibatnya, potensi banjir di daerah-daerah ini dikategorikan mulai dari waspada hingga siaga. “Berdasarkan hasil prakiraan BMKG, wilayah seperti Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, dan Seruyan benar-benar menjadi perhatian khusus kami,” ujar Indra. Alasan utamanya, topografi kelima wilayah ini pada dasarnya rendah dan lokasinya sangat dekat dengan aliran sungai-sungai besar. Pernyataan tegas ini disampaikannya kepada awak media melalui keterangan tertulis yang dikutip pada Selasa (14/10/2025).

Langkah Darurat: Strategi Antisipasi yang Dikerahkan

Menyikapi ancaman ini, Indra menjelaskan bahwa BPBPK Kalteng tentu saja tidak tinggal diam. Oleh karena itu, mereka telah memperbarui rencana kontinjensi banjir untuk periode akhir tahun. Selain itu, mereka juga secara proaktif melakukan pengecekan menyeluruh terhadap segala sarana dan prasarana kesiapsiagaan di lapangan. Beberapa langkah nyata telah mereka jalankan, misalnya dengan memetakan semua titik rawan, memberdayakan pos komando, serta memeriksa kelayakan alat komunikasi dan stok logistik darurat. “Kami juga berkoordinasi secara intensif dengan BPBD kabupaten/kota dan instansi vertikal seperti BMKG, Dinas PUPR, serta Dinas Sosial,” tambahnya. Tujuan dari semua koordinasi ini sangat jelas, yaitu agar informasi tentang potensi peningkatan debit air bisa secepat kilat diteruskan ke masyarakat.

Peran Warga: Kunci Keselamatan di Tengah Ancaman

Tidak berhenti di penyiapan teknis saja, BPBD juga gencar memperkuat edukasi kepada masyarakat. Hal ini mereka wujudkan melalui program andalan, yaitu Desa Tangguh Bencana (Destana). Menurut Indra, peran masyarakat justru menjadi kunci utama dalam upaya mitigasi dini. Terutama, partisipasi mereka dalam melaporkan kondisi sungai dan mempersiapkan evakuasi mandiri sangatlah krusial. “Kami mendorong penuh masyarakat untuk aktif memantau kondisi di sekitar permukiman mereka, terutama bagi yang rumahnya berada di bantaran sungai,” pesan Indra. Lebih lanjut, ia menekankan, “Siapkan tas siaga bencana, kumpulkan dokumen penting, dan buatlah rencana evakuasi keluarga sejak dini.”

Di sisi lain, pihaknya juga secara khusus meminta kepada warga agar terus-menerus memperbarui informasi cuaca. Mereka harus selalu mengandalkan kanal resmi dari BMKG dan BPBD. Sementara itu, masyarakat harus menghindari penyebaran informasi tidak valid yang berpotensi menimbulkan kepanikan massal. “Waspada itu boleh, tapi panik jangan,” tegas Indra dengan nada serius. Intinya, ia ingin masyarakat tangguh dalam menghadapi musim hujan; dengan kata lain, mereka tidak boleh lengah tetapi juga tidak boleh mudah percaya pada kabar yang tidak jelas sumbernya.

Puncak Ancaman: Prediksi BMKG yang Bikin Waspada

Sebagai latar belakang, BMKG sebelumnya telah merilis prakiraan yang cukup mengkhawatirkan. Mereka memprediksi bahwa intensitas hujan di wilayah Kalimantan Tengah akan meningkat drastis pada November hingga Desember 2025. Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti Kapuas, Katingan, Kahayan, dan Seruyan diperkirakan akan mendapat curah hujan tertinggi. Kondisi ini, jika tidak diantisipasi sejak dini, berpotensi besar menimbulkan genangan, banjir bandang, maupun kenaikan debit sungai utama yang sangat berbahaya.

Sebagai penutup, BPBPK Kalteng memastikan bahwa kesiapsiagaan seluruh jajaran, mulai dari tingkat provinsi hingga ke tingkat desa dan kelurahan, tetap menjadi prioritas utama mereka. Dengan demikian, mereka berharap dapat menghadapi puncak musim hujan tahun ini dengan lebih siap dan meminimalisir dampak yang mungkin terjadi.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

Exit mobile version