Berita  

Pascainsiden Ambruknya Al Khoziny, Menag Desak Penerapan Standar Bangunan Pesantren

Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo. Salah satu bangunan pondok pesantren ambruk pada Senin (

Exposenews.id – Pasca insiden gedung ambruk di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang mengguncang dunia pendidikan, Menteri Agama Nasaruddin Umar akhirnya angkat bicara dan secara tegas menekankan urgensi penerapan standar bangunan pesantren. Beliau dengan lugas menyatakan bahwa langkah ini mutlak diperlukan agar tragedi pilu tersebut tidak lagi terulang di kemudian hari. Bahkan, Kementerian Agama (Kemenag) segera menggelar langkah konkret dengan merancang ketentuan khusus; rancangan ini pun akan dirumuskan secara kolaboratif bersama para kiai, gus, dan seluruh pemangku kepentingan pesantren.

Respon Cepat dan Komitmen Kemenag

Melalui Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Thobib Al Asyhar, pemerintah menyampaikan keprihatinan yang mendalam sekaligus komitmennya yang kuat. “Kita semua tentu sangat prihatin dengan insiden bangunan ambruk di Pesantren Al Khoziny ini,” ujar Thobib di Wajo, Jumat (3/10/2025), seperti yang dilansir langsung dari laman resmi Kemenag. Dengan penuh harapan, ia menambahkan, “Kami secara tulus mendoakan para korban yang wafat agar diterima sebagai syahid, sementara bagi mereka yang terluka, kami berharap dapat segera pulih seperti sedia kala.” Lebih lanjut, Thobib menegaskan, “Khusus mengenai isu standar bangunan ini, kami akan segera membahasnya secara mendalam bersama para kiai, gus, dan seluruh stakeholders pesantren.” Di sisi lain, Thobib juga membeberkan respons kilat Menag Nasaruddin Umar terhadap musibah tersebut. Ternyata, insiden di Pesantren Al Khoziny ini berhasil menyedot perhatian serius dari sang menteri. Beberapa hari pasca-kejadian, Menag langsung terjun ke lokasi untuk melakukan kunjungan lapangan; beliau sendiri ingin menyaksikan dan menilai kondisi aktual di lapangan dengan mata kepalanya sendiri. “Menag sudah menyempatkan diri berkunjung beberapa hari lalu. Kehadiran beliau merupakan bagian dari upaya nyata Kemenag untuk memahami akar masalah sekaligus menunjukkan empati yang mendalam kepada para korban dan seluruh pihak pesantren,” papar Thobib dengan jelas.

Langkah Nyata Pencegahan dan Peran Strategis Pesantren

Selanjutnya, Thobib menilai bahwa kejadian menyedihkan ini harus kita jadikan sebagai pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat. Kemenag sendiri dengan tegas menyatakan bahwa semua pihak perlu segera mengambil langkah perbaikan yang sistematis; tujuan utamanya tentu untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, Kemenag tidak akan tinggal diam dan berkomitmen untuk mendorong terciptanya lingkungan ponpes yang lebih aman. Selain itu, Thobib juga menambahkan poin penting lainnya. Kemenag memiliki kepentingan dan tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa seluruh gedung di lingkungan pesantren benar-benar aman dan nyaman bagi para santri. Sebagai konsekuensinya, pihaknya akan segera menggelar pembahasan komprehensif mengenai prosedur pembangunan yang tepat; pembahasan ini pun akan melibatkan para pimpinan pesantren secara langsung. “Kemenag bertekad untuk membersamai seluruh warga pesantren agar musibah seperti ini tidak lagi terjadi di masa mendatang,” tegas Thobib. Kemudian, ia melanjutkan, “Kami juga akan aktif berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan berbagai pihak terkait lainnya untuk menggalakkan sosialisasi dan memberikan transfer pengetahuan, sehingga seluruh proses pembangunan nantinya dapat benar-benar sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.”

Sementara itu, kita juga tidak boleh melupakan peran sentral pesantren bagi bangsa Indonesia. Perlu kita pahami bersama, ponpes merupakan lembaga pendidikan khas Indonesia yang telah memberikan kontribusi sangat besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pelestarian budaya, dan tentunya pembentukan karakter bangsa. Menariknya, Pesantren Al Khoziny sendiri telah berdiri dan berkontribusi selama lebih dari satu abad. Dari pesantren legendaris inilah lahir banyak tokoh-tokoh bangsa yang berpengaruh, salah satunya adalah KH Hasyim Asy’ari, sang pendiri organisasi Islam terbesar, Nahdlatul Ulama. Oleh karena itu, Thobib menutup pernyataannya dengan pesan yang menenangkan sekaligus meyakinkan bagi masyarakat. “Masyarakat tidak perlu merasa khawatir atau ragu untuk memasukkan anak-anak mereka ke pesantren,” tukasnya dengan penuh keyakinan. Ia pun menegaskan komitmen berkelanjutan dari Kemenag, “Kami dari Kementerian Agama akan terus mengawal dan memastikan bahwa masalah seperti ini tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang.” Dengan demikian, langkah proaktif Kemenag ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan publik dan memastikan keselamatan ribuan santri di seluruh Indonesia.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com