JAKARTA, Exposenews.id – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, baru saja melayangkan ultimatum keras kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Djaka Budhi Utama. Dengan tegas, Purbaya memerintahkan Djaka untuk menangkap para pelaku importir ilegal. Tujuannya jelas: agar pemberantasan produk impor ilegal tidak hanya sekadar di permukaan, melainkan harus benar-benar menyentuh hingga ke akar-akarnya! Purbaya secara gamblang menyampaikan amanat penting ini saat ia sedang melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) di Kudus, Jawa Tengah, pada Jumat (3/10/2025).
Target Tangkap Dalang, Bukan Cuma Sita Barang
Selanjutnya, dengan nada tegas, Purbaya pun menegaskan langsung kepada sang Dirjen, “Jadi Pak Dirjen, yang gini-gini orang enggak boleh lepas ya. Sebenarnya, menyita barang itu hal yang gampang. Akan tetapi, masalah besar akan terus berulang kalau orangnya sendiri justru masih bebas berkeliaran. Bayangkan, besok-besok dia pasti akan dengan leluasa melakukan impor ilegal lagi!” Ungkapan ini jelas menunjukkan betapa seriusnya Purbaya dalam memutus mata rantai kejahatan ini.
Lebih lanjut, Purbaya pun memberikan arahan yang sangat spesifik. Ia meminta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk tidak boleh lagi hanya puas dengan menyita barang dan menelusuri pabrik asal barang-barang impor ilegal tersebut. Sebaliknya, tim Bea Cukai harus membongkar dan menelusuri sampai tuntas siapa sebenarnya individu atau kelompok dalang di balik seluruh praktik impor ilegal ini. Kemudian, para pelaku utama ini harus menerima hukuman yang setimpal agar mereka kapok dan benar-benar jera, tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Tak berhenti di situ, Purbaya juga menyampaikan pesan peringatan yang sangat jelas dan menantang langsung kepada semua importir ilegal. Dengan suara lantang ia menegaskan, “Saya ingin memberi pesan keras ke semua importir ilegal, mulai sekarang kalian enggak bisa lari lagi! Bahkan, untuk anak buahnya sekalipun, jangan coba-coba main-main!” Pesan ini ibarat tamparan yang menyadarkan bahwa pemerintah kini benar-benar turun tangan secara serius.
Kerugian Negara dan Pasar Rusuh Akibat Impor Ilegal
Di sisi lain, alasan mendasar mengapa pemberantasan impor ilegal hingga ke akar-akarnya ini mutlak dilakukan adalah karena selama ini praktik nakal tersebut telah menggerogoti pendapatan negara secara besar-besaran dan sekaligus mengacaukan stabilitas pasar dalam negeri. “Tidak hanya itu saja, di daerah-daerah dimana bisnis ilegal ini tumbuh subur, para pelaku usaha legal akhirnya harus mengalami persaingan yang sama sekali tidak fair. Nah, ke depan kita akan benahi semua ini secara total,” tambah Purbaya memberikan penekanan.
Barang Sitaan Bervariasi, dari Rokok hingga Sex Toys
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY, Imik Eko Putro, membeberkan sejumlah prestasi nyata yang berhasil dicapai oleh timnya. Ia mengungkapkan bahwa sepanjang periode Januari hingga September 2025, pihaknya telah berhasil menyita sangat banyak barang impor dan ekspor ilegal yang beraneka ragam jenisnya.
“Contohnya, kami berhasil menyita motor besar, balpres, berbagai macam kain, produk kosmetik, kemudian alat kesehatan, lalu ada juga lampu elektronik, dan termasuk yang cukup mengejutkan, kami juga menemukan sex toys,” papar Eko dengan rinci. Namun, dari semua barang sitaan itu, rokok ilegal masih menjadi barang yang paling banyak disita.
Bahkan, data yang berhasil dihimpun menunjukkan jumlah yang fantastis, yakni sebanyak 1,79 juta batang rokok ilegal dari berbagai merek dengan nilai mencapai Rp 2,6 miliar! Rokok tanpa pita cukai ini pada umumnya paling banyak didistribusikan melalui jalan tol, terutama yang berada di jalur utara dan selatan Pulau Jawa. Berkat penyitaan ini, negara berhasil diselamatkan dari potensi kerugian yang sangat besar, yaitu sekitar Rp 1,33 miliar. “Dan untuk menindaklanjutinya, sebagian besar kasus ini sudah kita proses secara hukum dengan langkah penyidikan,” tegas Eko.
Gudang Penuh Bukti: Mesin Canggih hingga Ribuan Karton Miras
Tak hanya barang jadi, DJBC Kantor Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta juga berhasil menyita satu unit mesin pelinting rokok ilegal canggih berkapasitas tinggi, yaitu tipe MK8. Mesin yang berasal dari China ini memiliki kemampuan produksi yang luar biasa, yakni bisa menghasilkan 2.500 batang rokok setiap menitnya! Bayangkan, berapa besar kerugian negara yang bisa ditimbulkan oleh satu mesin saja.
Selain itu, pihak Bea Cukai juga berhasil mengamankan minuman yang mengandung etil alkohol namun tidak dilengkapi dengan pita cukai yang sah. Jumlahnya mencapai 4.688 karton! Nilai barang selundupan ini ditaksir mencapai Rp 39,38 miliar dan berpotensi menimbulkan kerugian bagi negara hingga Rp 5 miliar. Dengan demikian, langkah tegas Bea Cukai ini benar-benar membuahkan hasil yang signifikan dalam melindungi perekonomian nasional.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
