Berita  

Pekerja BRIN Tewas Tertimbun Longsoran Saat Gali Lubang Riset Sesar di Demak

Kapolsek Mranggen, AKP Kumaidi saat meninjau bekas galian di Desa Sumberrejo yang mengakibatkan satu pekerja BRIN meninggal dunia di Demak.

DEMAK, Exposenews.id – Tragedi mengerikan kembali memilukan dunia penelitian Indonesia. Ahmad Zaedun (54), seorang warga Desa Sumberejo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, harus meregang nyawa setelah tertimbun hidup-hidup oleh longsoran tanah. Yang membuat hati miris, insiden nahas ini terjadi pada Kamis (25/9/2025) ketika Zaedun sedang menjalankan tugas penggalian tanah untuk sebuah penelitian bergengsi milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dengan kata lain, pekerjaan yang seharusnya berkontribusi bagi ilmu pengetahuan justru berakhir dengan petaka bagi dirinya.

Gali Tanah untuk Riset Sesar Aktif

Sebagai informasi penting, Zaedun bukanlah peneliti utama, melainkan pekerja yang secara resmi dipekerjakan oleh BRIN untuk mendukung proyek penelitian sesar aktif yang menyasar wilayah Kabupaten Semarang, Kendal, dan Demak. Pada saat kejadian, korban sedang fokus menggali di area persawahan Desa Sumberejo. Tiba-tiba saja, tebing galian yang tidak stabil itu ambruk dan menimbunnya secara instan. Akibatnya, nyawanya tidak tertolong lagi.

Polisi Selidiki Penyebab dan Keselamatan Kerja

Menyikapi tragedi ini, Kasatreskrim Polres Demak, Iptu Anggah Mardwi Pitriyono, langsung memberikan konfirmasinya di Mapolres Demak pada Jumat (26/9/2025) sore. Menurut penuturan Anggah, “Korban itu merupakan salah satu pekerja dari BRIN yang sedang melakukan penelitian sesar aktif di lokasi tersebut, yaitu Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Demak.” Selanjutnya, pihak kepolisian mengaku masih menyelidiki penyebab pasti di balik insiden memilukan ini. Mereka pun berencana untuk meminta keterangan lebih mendalam dari tim peneliti BRIN. Selain itu, polisi juga masih dengan cermat mempelajari kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Seperti yang dijelaskan Anggah, “Kita masih meminta keterangan dari pihak peneliti dari BRIN, kemudian kita masih mempelajari dari TKP tersendiri itu apa memang diakibatkan longsor.”

Yang patut dicatat, saat tanah longsor menerjang, tidak hanya Zaedun yang berada di dalam lokasi penggalian. Ternyata, terdapat tiga orang secara keseluruhan di dalam galian tersebut. Namun, sungguh beruntung, dua orang lainnya yang terdiri dari satu pekerja dan satu peneliti dari BRIN berhasil menyelamatkan diri dengan selamat. Berdasarkan fakta di lapangan, hanya Zaedun yang menjadi korban jiwa dalam insiden ini. Seperti ditegaskan kembali oleh Anggah, “Berdasarkan informasi yang kita himpun, itu ada tiga orang dalam TKP dua orang pekerja dan satu peneliti dari BRIN. Korbannya itu satu orang.”

Penyelidikan Terkendala Penolakan Keluarga untuk Autopsi

Sementara itu, pertanyaan besar mengemuka mengenai prosedur keselamatan kerja di lapangan. Apakah tim peneliti dan pekerja sudah dilengkapi dengan alat pelindung diri yang memadai? Lalu, apakah struktur tanah telah dianalisis dengan benar sebelum penggalian dimulai? Menanggapi hal ini, Anggah menyebut bahwa aspek kelengkapan keselamatan kerja masih menjadi bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung. Akan tetapi, penyelidikan tersebut ternyata menghadapi kendala yang tidak terduga. Keluarga korban secara tegas menolak permintaan polisi untuk melakukan pemeriksaan fisik terhadap jenazah almarhum. Kondisi ini tentu saja mempersulit proses hukum untuk menentukan penyebab kematian yang lebih detail. Seperti yang dipaparkan Anggah dengan nada prihatin, “Kita masih melakukan pendalaman, sampai dengan saat ini kendala kita adalah dari pihak keluarga tidak menghendaki untuk dilakukan pemeriksaan fisik terhadap jenazah.”

Pada intinya, tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan menjadi peringatan keras bagi semua pihak, khususnya institusi riset, untuk selalu mengutamakan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam setiap aktivitas lapangan, betapapun mendesaknya tujuan penelitian tersebut. Kita semua berharap, insiden serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com