JAKARTA, Exposenews.id – Akhirnya, berita yang dinanti-nanti pun tiba! Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Tonny Harjono dengan bangga mengonfirmasi bahwa drone canggih buatan Turkiye, Anka-S, telah mendarat dengan selamat di Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, tepat pada hari Jumat (26/9/2025). Kedatangan pesawat tanpa awak ini langsung mencuri perhatian, sekaligus menandai babak baru dalam modernisasi alutsista TNI AU. Selanjutnya, Tonny dengan optimis menyatakan bahwa drone tersebut memiliki kualitas yang sangat bagus dan sedang melalui tahap akhir sebelum operasional penuh.
Tak hanya itu, Tonny juga menekankan bahwa proses kedatangan drone tempur jenis Anka-S ini berjalan sangat sesuai dengan jadwal pengadaan yang telah direncanakan sebelumnya. Sebagai bukti, ia menyampaikan laporan langsung dari lokasi. “Drone Turki bagus. Kemarin saya cek sudah datang di Pontianak, terus sekarang masih dalam proses test flight, semuanya sesuai dengan schedule,” ucap Tonny dengan penuh keyakinan saat ditemui di Lapangan Ardinol, Jakarta Selatan, Sabtu (27/9/2025). Dengan kata lain, tahap demi tahap pengadaan alutsista ini berjalan mulus tanpa kendala berarti.
Di sisi lain, euforia kedatangan drone Anka-S ini tidak hanya terjadi di dalam negeri. Bahkan, akun X @SavunmaTR yang dikenal sebagai pemantau industri pertahanan Turkiye turut mengunggah momen bersejarah ini. Dalam unggahan yang viral tersebut, terlihat dengan jelas drone Anka-S sedang berada di hanggar Lanud Supadio, Pontianak. Lebih menarik lagi, akun tersebut kemudian memberikan keterangan penting bahwa ini merupakan unit drone pertama Anka-S yang resmi dikirimkan kepada Indonesia. Fakta ini tentu saja mempertegas komitmen kedua negara dalam kerja sama pertahanan.
Lalu, sebenarnya seberapa besar nilai proyek ini? Ternyata, kehadiran drone ini merupakan bagian dari salah satu kerja sama kontrak senilai fantastis, yakni 300 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau jika dikonversi setara dengan Rp 4,5 triliun! Dana sebesar itu diperuntukkan bagi pengadaan 12 unit UAV (Unmanned Aerial Vehicle) Anka-S. Yang tidak kalah mencengangkan, kontrak pengadaan drone tempur canggih produksi Turkish Aerospace ini ternyata telah disepakati jauh hari, yaitu pada Februari 2023 silam, ketika Presiden Prabowo Subianto masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa perencanaan strategis di bidang pertahanan dilakukan dengan sangat matang dan berkelanjutan.
Mengapa Anka-S Begitu Spesial dan Strategis?
Pertama-tama, mari kita kupas kelebihan drone ini. Anka-S bukanlah drone biasa; ia termasuk dalam kelas MALE UAV (Medium Altitude Long Endurance) yang dirancang untuk misi pengintaian, pengawasan, dan peperangan elektronik. Artinya, drone ini mampu terbang di ketinggian menengah dengan daya tahan yang lama, memungkinkannya memantau wilayah luas seperti perbatasan dan lautan dari udara selama berjam-jam. Kemampuannya dalam membawa berbagai muatan seperti sensor electro-optical, radar, dan bahkan persenjataan membuatnya menjadi mata dan telinga yang sangat mematikan di langit.
Selanjutnya, kehadiran Anka-S di Pontianak memiliki nilai strategis yang sangat tinggi. Pontianak yang terletak di pulau Kalimantan berbatasan langsung dengan Laut Natuna dan Selat Karimata, wilayah yang memiliki tantangan keamanan kompleks, mulai dari penjagaan kedaulatan wilayah, patroli perbatasan, hingga pengawasan terhadap aktivitas ilegal. Dengan ditempatkannya Anka-S di Lanud Supadio, jangkauan pengawasan TNI AU akan semakin luas dan efektif. Sebagai contoh, drone ini dapat membantu mengamankan aset-aset strategis nasional dan mendukung operasi militer lainnya dengan data real-time yang akurat.
Dampak Jangka Panjang dan Masa Depan Pertahanan Udara
Tidak kalah penting, kerja sama dengan Turkiye ini menunjukkan geliat kemandirian dan diversifikasi sumber pertahanan Indonesia. Selama ini, kita sering bergantung pada alutsista dari negara-negara Barat. Namun, dengan menjalin kemitraan strategis dengan Turkiye, yang juga memiliki teknologi pertahanan yang maju, Indonesia membuka lebih banyak pilihan dan peluang transfer teknologi. Kedepannya, hal ini diharapkan dapat mendorong pengembangan industri pertahanan dalam negeri (PT DI) melalui skema transfer knowledge dan joint production.
Lalu, bagaimana prospek ke depan? Proses test flight yang sedang berlangsung merupakan tahap kritis untuk memastikan semua sistem berfungsi optimal dalam kondisi geografis dan cuaca Indonesia. Setelah lulus serangkaian uji coba, ke-12 unit Anka-S akan secara bertahap memperkuat skuadron UAV TNI AU. Integrasi drone ini ke dalam komando pertahanan akan meningkatkan secara signifikan kemampuan Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (ISR) Indonesia. Bayangkan saja, dengan armada drone ini, TNI AU dapat melakukan patroli maritim yang lebih efisien, memantau pergerakan kapal asing, dan memberikan dukungan intelijen yang vital bagi keputusan strategis di tingkat nasional.
Kesimpulannya, kedatangan Anka-S di Pontianak bukan sekadar berita tentang pembelian alat militer baru. Lebih dari itu, ini adalah sebuah pernyataan tentang keseriusan Indonesia dalam memperkuat pertahanan udaranya dengan teknologi terkini. Peristiwa ini juga membuktikan bahwa komitmen yang dibangun sejak era kepemimpinan sebelumnya kini telah terwujud secara nyata. Masyarakat pun dapat merasa lebih tenang karena tahu bahwa para prajurit TNI AU akan dibekali dengan teknologi mutakhir untuk menjaga kedaulatan NKRI. Jadi, pantau terus perkembangan uji terbang drone ini karena langkah ini adalah awal dari era baru pertahanan udara Indonesia yang lebih kuat dan modern!
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com