Berita  

Sektor Kelautan dan Energi RI Jadi Magnet Bagi Investor Turkiye

Industri manufaktur RI 2025 tumbuh positif, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, fokus perkuat hilirisasi dan teknologi

Exposenews.id – Industri strategis Indonesia kembali menunjukkan magnetnya yang kuat! Buktinya, kali ini sebuah grup usaha raksasa dari Turkiye, Karadeniz Holding, secara resmi menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modal di dua sektor kunci: galangan kapal dan penyediaan powership atau kapal pembangkit listrik. Dengan demikian, Indonesia semakin dipandang sebagai destinasi investasi yang premium.

Dari Kapal Hingga Listrik: Fokus Investasi di Batam

Tak hanya berhenti di situ, Karadeniz Holding yang memang telah malang melintang di sektor energi, keuangan, hingga logistik, juga secara aktif menyatakan kesiapannya untuk terjun dalam pengembangan proyek-proyek energi di Tanah Air. Sebagai contoh, mereka secara khusus menaruh perhatian besar pada wilayah Batam. Pasalnya, mereka menilai Batam memiliki kebutuhan energi yang sangat besar, terutama untuk mendukung lonjakan industri dan pertumbuhan pusat data yang sangat pesat di sana.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dengan antusias mengonfirmasi hal ini. Beliau menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima komitmen dukungan dari Karadeniz untuk berpartisipasi dalam proyek energi, khususnya di Batam. “Mereka secara tegas menyatakan dukungan untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek energi di Indonesia, salah satunya di Batam yang memiliki potensi kebutuhan energi tinggi untuk menopang aktivitas industri dan pusat data,” papar Agus melalui keterangan pers pada Rabu (24/9/2025).

Lebih lanjut, Menperin Agus melihat langkah strategis Karadeniz Holding ini sebagai bukti nyata bahwa daya tarik industri maritim dan energi Indonesia masih sangat bersinar di kawasan regional. Oleh karena itu, untuk mempercepat realisasi minat investasi ini, beliau sendiri secara langsung telah menggelar serangkaian pertemuan bisnis dengan berbagai perusahaan terkemuka di Turkiye.

Roadmap Jangka Panjang: Lebih Dari Sekadar Investasi

Penting untuk digarisbawahi, agenda pertemuan ini tidak hanya sekadar mengejar suntikan dana segar, tetapi justru lebih fokus pada pembukaan peluang kerja sama manufaktur jangka panjang. Dengan kata lain, kerja sama ini dirancang untuk mampu melibatkan industri dalam negeri secara mendalam dalam rantai pasok global. “Pertemuan ini kami posisikan sebagai langkah krusial untuk menyusun peta jalan strategis kerja sama manufaktur antara Indonesia dan Turki,” tegas Agus.

Beliau juga menekankan bahwa pemerintah menginginkan kemitraan ini bersifat berkelanjutan dan saling menguntungkan. “Kami benar-benar menginginkan agar kemitraan industri ini bersifat jangka panjang, saling menguntungkan, serta mampu mendorong kontribusi nyata bagi perekonomian kedua negara,” tambah Agus dengan penuh keyakinan.

Gelombang Investasi Lainnya: Keramik, Pangan, hingga Traktor

Di sisi lain, ternyata bukan hanya Karadeniz Holding yang memburu peluang di Indonesia. Menperin Agus juga berhasil menarik minat perusahaan Turkiye lainnya, seperti Kale Group. Perusahaan ini menyatakan ketertarikannya untuk mendukung program pembangunan rumah rakyat melalui pasokan produk keramik berkualitas. Bahkan, Erisler sebagai pelaku bisnis pangan juga berencana memperluas sayapnya di Indonesia.

Yang lebih menarik lagi, portofolio Kale Group ternyata tidak hanya mencakup keramik dan material bangunan. Perusahaan ini juga memiliki bisnis yang solid di industri pertahanan dan dirgantara, yang potensial sekali untuk dikembangkan melalui sinergi dengan BUMN pertahanan Indonesia. “Selain di bidang keramik, Kale Group juga memiliki portofolio industri pertahanan dan dirgantara yang berpotensi besar untuk dikembangkan melalui kerja sama dengan Indonesia,” ungkap Agus memaparkan peluang tambahan tersebut.

Sementara itu, kejutan lain datang dari Tümosan, sebuah produsen traktor dan mesin diesel ternama asal Turkiye. Perusahaan ini dengan lugas menyatakan kesiapannya untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia. Namun, syaratnya hanya satu: mereka membutuhkan kepastian pasar terlebih dahulu.

Merespons hal ini, pemerintah melalui Menperin Agus dengan sigap menegaskan kesiapannya untuk memberikan jaminan pasar. Jaminan tersebut akan diwujudkan melalui penerapan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen. Kebijakan inilah yang nantinya akan memastikan bahwa produk traktor dan pertanian dari Tümosan dapat diserap dengan baik oleh pasar domestik.

Pada akhirnya, posisi Indonesia benar-benar dimanfaatkan dengan strategis. Indonesia tidak hanya dilihat sebagai pasar potensial, tetapi juga sebagai hub perdagangan regional bagi produk-produk industri Turkiye. Dengan keunggulan sebagai ekonomi terbesar di ASEAN dan didukung oleh jaringan perjanjian dagang yang luas, Indonesia dinilai mampu menjadi pintu gerbang yang sempurna bagi produk Turkiye untuk menembus pasar Asia dan Australia.

Menperin Agus menutup dengan statement yang optimis. Beliau meyakini bahwa kehadiran fasilitas produksi perusahaan Turkiye akan mendongkrak daya saing industri nasional, membuka lapangan kerja yang lebih luas, dan memperlebar akses ke pasar global. “Pemerintah siap memberikan segala dukungan yang diperlukan agar semua kerja sama potensial ini dapat segera terwujud,” pungkasnya penuh semangat.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com