Exposenews.id – Tanpa disangka-sangka, lonjakan kasus keracunan MBG (Makan Bergizi Gratis) justru memunculkan tanda tanya besar mengenai masa depan program andalan pemerintah ini. Bahkan, data terbaru yang secara mengejutkan dibeberkan langsung oleh Kepala Staf Presiden (KSP) M Qodari mengungkap sebuah fakta pahit: ribuan siswa telah menjadi korban, dengan Jawa Barat memimpin angka tertinggi.
Korban Keracunan Tembus Ribuan di Jawa Barat
Secara gamblang, Qodari memaparkan bahwa laporan dari tiga lembaga utama—Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)—menunjukkan temuan yang mengkhawatirkan. Pada intinya, jumlah korban keracunan MBG telah melampaui angka 5.000 orang. Sebagai bukti, Qodari menyebutkan, “Data dari Kemenkes mencatat 60 kasus dengan 5.207 penderita per 16 September. Sementara itu, BPOM melaporkan 55 kasus dengan 5.320 penderita per 10 September 2025.” Tak hanya itu, ia mengungkapkan bahwa kasus terbanyak terjadi pada Agustus 2025, dengan Jawa Barat sebagai daerah paling rawan.
Ini 4 Penyebab Utama Keracunan Menurut Istana
Menurut investigasi Qodari, setidaknya ada empat indikator kunci yang memicu keracunan MBG. Pertama, masalah higienitas makanan menjadi faktor utama. Kedua, ketidaksesuaian suhu penyimpanan dan pengolahan pangan. Ketiga, kontaminasi silang dari petugas penjamah makanan. Terakhir, sebagian kasus dipicu oleh reaksi alergi pada penerima manfaat. Oleh karena itu, Qodari menekankan pentingnya sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) bagi Satuan Penyelenggara Pangan Gizi (SPPG) sebagai upaya mitigasi.
Desakan DPR: Evaluasi Total Dibutuhkan
Merespons situasi ini, DPR RI menuntut pemerintah bertindak cepat. Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa evaluasi harus segera dilakukan untuk mencegah kerugian pada anak-anak. “Pelaksanaan di lapangan harus menjadi lebih baik. Jangan sampai anak-anak yang justru dirugikan,” ujarnya. Meski memahami tantangan pelaksanaan program secara masif, Puan menyerukan evaluasi total dari semua pihak terkait.
Istana Akhirnya Keluarkan Pernyataan Resmi dan Mohon Maaf
Di bawah tekanan publik, Istana Kepresidenan akhirnya menyampaikan permohonan maaf resmi. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan bahwa pemerintah tidak menginginkan insiden ini terjadi. “Kami atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah,” katanya. Prasetyo menekankan bahwa kejadian ini bukan sesuatu yang diharapkan atau disengaja. Sebagai bentuk komitmen, Istana berjanji melakukan evaluasi menyeluruh dan telah berkoordinasi dengan BGN dan pemerintah daerah.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com