BENGKULU, Exposenews.id – Dalam sebuah kejadian yang menggemparkan, sebanyak 225 kepala keluarga (KK) di Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, harus berjuang menghadapi situasi mencekam setelah terjebak oleh longsor dahsyat selama 12 hari penuh. Akibatnya, seluruh akses keluar-masuk desa terputus sama sekali, meninggalkan ratusan warga dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Tragedi ini secara langsung memutus jalur kereta lori peninggalan Belanda, yang selama ini menjadi satu-satunya jalur penghubung vital bagi masyarakat setempat untuk menuju Kecamatan Napal Putih. Melalui konfirmasi via telepon, Erpiana, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Bengkulu Utara, dengan tegas membenarkan kebenaran laporan mengerikan tersebut. “Longsor tersebut benar-benar menutupi seluruh jalur kereta lori warga, sehingga aktivitas transportasi warga pun otomatis terhenti total. Peristiwa ini sebenarnya sudah berlangsung sejak Rabu, 10 September 2025,” jelas Erpiana dengan nada khawatir, pada Sabtu (20/9/2025).
Selanjutnya, kondisi medan lapangan yang sangat terjal dan diperparah oleh intensitas hujan yang tinggi, secara signifikan mempersulit tim BPBD dalam menyingkirkan material longsor yang menutupi seluruh badan rel kereta lori. “Sejak hari pertama kejadian, kami sebenarnya sudah langsung mengirimkan tim terbaik untuk membersihkan material longsor tersebut. Namun, kendala cuaca ekstrem, medan yang sangat berbahaya, serta proses pembersihan secara alami menjadi hambatan terbesar. Saat ini, operasi penyelamatan sudah kita perkuat dengan dukungan penuh dari TNI dan Polri,” tambahnya dengan penuh semangat.
Menurut penuturannya, material longsor yang runtuh tersebut menutup jalur kereta lori sepanjang 50 meter, sementara di lokasi tersebut juga terdapat jurang mengerikan dengan kedalaman mencapai 50 meter. “Tim gabungan kini sudah berangkat dengan membawa selang serta berbagai alat pendukung canggih untuk mempercepat proses pembersihan material longsor,” sebut dia dengan penuh keyakinan.
Dampak Lonjakan Harga dan Krisis Logistik
Di sisi lain, dampak sosial yang ditimbulkan oleh longsor ini sungguh luar biasa; harga sembako di daerah tersebut melonjak hingga 100 persen! Kepala Desa Lebong Tandai, Supriyadi, mengonfirmasi bahwa stok sembako saat ini memang masih cukup, namun harganya sudah melambung tak terkendali. “Harga di sini benar-benar melonjak naik drastis, stok memang masih ada, tetapi kenaikan harganya mencapai 100 persen. Sebagai contoh, beras yang awalnya hanya Rp 15 ribu sekarang melonjak menjadi Rp 30 ribu per kilogram,” kata dia dengan suara lirih.
Pada saat ini, bantuan yang paling utama dan mendesak diperlukan oleh masyarakat adalah sembako seperti beras, minyak goreng, dan bahan pokok lainnya. Masyarakat pun berharap agar bantuan segera datang mengingat kondisi mereka yang semakin terdesak.
Desa Lebong Tandai bukanlah desa biasa; ia merupakan desa terpencil yang menyimpan segudang sejarah penting bagi bangsa Indonesia. Tahukah Anda? Emas puncak Monas yang megah di Jakarta actually diambil dari wilayah ini! Pada masa penjajahan, Belanda secara intensif menggunakan kereta lori untuk membawa emas berkualitas tinggi keluar dari wilayah tersebut untuk kemudian mereka kirim langsung ke Belanda.
Uniknya, meskipun Indonesia sudah lama merdeka, kereta lori warisan kolonial tersebut hingga saat ini masih tetap digunakan oleh warga setempat sebagai transportasi utama menuju ibukota kecamatan. Kereta ini bukan hanya alat transportasi, tetapi juga menjadi simbol sejarah dan ketahanan masyarakat Desa Lebong Tandai.
Upaya Penyelesaian dan Harapan Ke Depan
Kini, seluruh pihak terus berkoordinasi dan bekerja tanpa henti untuk membuka akses yang tertutup longsor tersebut. Mereka bertekad untuk mengembalikan kondisi normal secepat mungkin agar ratusan warga yang terisolasi dapat segera terbantu. Masyarakat pun berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali di masa depan, sambil terus berdoa untuk keselamatan bersama.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com